Kebijakan ini membawa keuntungan bagi Zoom karena orang-orang mencari opsi untuk tetap produktif dan melakukan rapat lewat ruang virtual.
Dalam wawancara dengan Associated Press (AP), Penemu & CEO Aplikasi video call dan rapat online Zoom, Eric Yuan mengatakan kebijakan ini membuat manusia bisa mengintip cara bekerja di masa depan melalui rapat online tanpa tatap muka langsung.
Bagi Yuan, perusahaan akan memahami rapat online merupakan cara bekerja di masa depan.
"Saya cukup yakin bayak perusahaan yang berpikir bahwa bekerja dari rumah itu masuk akal. Dan mungkin mereka akan mengeluarkan kebijakan untuk pegawai agar bekerja dari rumah, mungkin seminggu sekali. Sebelumnya banyak perusahaan yang bahkan tidak ingin mencoba bekerja dari rumah," kata Yuan.
Yuan berpendapat orang-orang bisa secara efisien mengikuti banyak rapat tanpa harus berpindah tempat. Di tengah virus corona ini, Yuan membeberkan bahwa dirinya memiliki banyak rapat dan setiap harinya ia melewati makan siang."Jadi saya juga belajar bagaimana beradaptasi terkait bekerja dari rumah ini," kata Yuan.
Meski pada dasarnya untuk rapat online, Zoom juga digunakan oleh masyarakat untuk 'nongkrong' secara virtual. Yuan mengatakan tujuan dasar Zoom bukanlah sebagai aplikasi yang digunakan untuk bergaul, tapi untuk rapat kerja.
Di sisi lain, Yuan mengatakan tak mempermasalahkan apabila Zoom digunakan sebagai aplikasi bergaul secara virtual. Ia hanya berpesan pada pegawainya untuk fokus melayani pengguna dan memastikan layanan berkualitas tinggi di tengah wabah corona ini.
"Kemudian adalah bagaimana kita dapat membantu masyarakat setempat, seperti sekolah, menangani krisis ini," tutur Yuan.
Saham Naik di Tengah Corona
Saham Zoom melonjak dalam 11 bulan setelah debut di pasar saham. Pada 19 Februari, saham Zoom telah melonjak 46 persen di tengah wabah virus corona di masa sebagian pasar mengalami penurunan.
Lonjakan ini disebabkan para investor bertaruh layanan Zoom akan menjadi kebutuhan pokok di masa depan, usai wabah virus corona berakhir.
Yuan bercerita dirinya yang telah menginjak kepala lima mengatakan tidak terlalu fokus terhadap lonjakan harga saham Zoom. Ia mengatakan pandangan terhadap harga saham ini berbeda ketika Yuan berusia 25 tahun di mana ia pasti akan senang dengan lonjakan harga saham.
"Tapi, sekarang, serius, saya bisa mengatakan yang sebenarnya, itu tidak masalah. Jadi saham naik, itu bagus untuk investor kami. Jika turun, kami terus bekerja keras. Saya benar-benar tidak fokus pada harga saham," kata Yuan.
Yuan kemudian mengatakan di masa depan nantinya akan ada fitur Augmented Reality (AR) yang akan membuat pengguna bisa merasakan sentuhan dari teman secara virtual. Ia mengatakan AR akan sangat berguna untuk melakukan interaksi langsung dan fisik."Kami masih belum dapat memiliki fitur keren seperti pelukan virtual yang dapat Anda rasakan. Kami berbicara tentang itu, tetapi kami tidak memilikinya. Atau ketika Anda minum teh atau kopi, dengan satu klik Anda dapat mendigitalisasi aroma [teh atau kopi]," kata Yuan.
"Fitur-fitur itu akan tersedia dengan teknologi AR, tetapi untuk saat ini masih terlalu dini. Itu sebabnya Anda memiliki interaksi pribadi," lanjutnya.
Jutaan orang saat bekerja dari rumah sebagai akibat wabah virus corona. Di momen ini, aplikasi Zoom meraih popularitas. Aplikasi digunakan untuk konferensi video dalam rapat online.
Selain itu, banyak juga yang memanfaatkannya untuk bertemu dengan teman dan kerabat di tengah pembatasan aktivitas di luar rumah oleh pemerintah. Zoom didirikan sembilan tahun lalu oleh Yuan setelah ia membelot dari Cisco Systems dan membawa sekitar 40 insinyur bersamanya.
(jnp/DAL)