Kepala Bidang Pengelolaan Penelitian Kimia LIPI, Akhmad Darmawan menjelaskan masker bedah memiliki standar untuk menekan penyebaran virus corona. Masker bedah memiliki kemampuan untuk melapisi orang dari bakteri dan mencegah bakteri yang terkandung dari cairan (droplet) keluar dari masker.
"Masker wajah yang bisa digunakan paling efektif adalah masker bedah yang sudah pasti punya 3 lapisan. Lapisan luar yang anti air, lapisan tengah umumnya sebagai filter kuman, dan lapisan dalam untuk menyerap cairan yang keluar dari mulut," ujar Akhmad saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (31/3).
Pemerintah Belanda baru baru ini memutuskan untuk menarik kembali masker dari akibat tidak sesuai standar. Masker disebut tidak menutup wajah dengan sempurna atau memiliki saringan yang rusak.
Menanggapi penarikan masker tersebut, Akhmad di sisi lain juga mengingatkan agar pemerintah bisa memastikan masker tersebut bisa menutup seluruh bagian yang harus tertutup untuk mencegah penyebaran.
Akhmad menambahkan pemerintah harus melihat kemampuan masker untuk menghalau partikel dari udara yang kemungkinan mengandung debu atau virus.
"Selain itu yang perlu diperhatikan adalah bagaimana masker tersebut bisa menutup bagian yang memang harus tertutup dalam hal corona. Utamanya bisa menahan cairan yang keluar dari mulut seperti dari batuk, atau bersin," tutur Akhmad.
Sebelumnya, Pemerintah Belanda menemukan ratusan ribu masker yang diimpor dari China buat menanggulangi penyebaran virus corona ternyata bermasalah karena tidak sesuai dengan standar alat kesehatan.
Belanda menerima impor masker itu pada 21 Maret, lantas sebagian telah didistribusikan ke berbagai pelayanan kesehatan. Kementerian Kesehatan Belanda memutuskan menarik kembali masker itu setelah melakukan inspeksi dan menemukan masker itu tidak memenuhi kualitas.
Pemerintah Kanada memutuskan untuk mengevaluasi kembali masker dan peralatan medis yang diimpor dari China, yang akan digunakan tenaga medis yang menangani pasien virus corona.
(jnp/DAL)
No comments:
Post a Comment