Kemampuan anjing mengendus corona pada tubuh manusia dinilai karena virus corona pada tubuh anjing yang ditularkan manusia tidak menimbulkan gejala sakit.
Tri menjelaskan dalam kondisi tersebut hewan anjing bisa memanfaatkannya untuk membuktikan corona ada pada tubuh manusia dengan cara mengendus.
"Mungkin dengan virus Covid-19 yang terdeteksi positif pada anjing tapi tidak menimbulkan gejala sakit, sehingga dapat digunakan untuk mencium bau virus corona dari orang-orang yang berada dalam satu kelompok besar," ujar Tri kepada CNNIndonesia.com, Selasa (31/3).
Tri menuturkan pelibatan anjing dalam mendeteksi sesuatu menggunakan indra penciumannya bukan hal baru. Misalnya, otoritas bandara menggunakan anjing untuk mendeteksi narkoba hingga produk hewan yang dibawa manusia.
Dalam kasus African Swine Fefer misalnya, Tri mengatakan anjing ditempatkan di sejumlah bandara untuk mengendus virus tersebut. Virus ASF, kata dia, tahan pada produk yang sudah dimasak dan diolah.
Lebih lanjut, Tri mengatakan anjing tidak memiliki kemampuan khusus untuk mengetahui virus berada di dalam tubuh manusia. Dia mengatakan anjing perlu diajarkan terlebih dahulu sebelum melakukan deteksi.
"Misalnya bau penciuman yang mengandung daging babi. Atau yang sekarang dipakai untuk narkoba. Itu praktik yang biasa digunakan oleh negara maju," ujarnya.
"Indonesia dulu pernah punya konsep karantina seperti itu, jadi petugas karantina disertai anjing pelacak. Tapi sekarang sudah tidak," ujar Tri.
Tri mengingatkan anjing yang mendeteksi Covid-19 bukan tidak mungkin tertular virus corona, meski tidak bisa menurunkan virus tersebut ke hewan lain atau manusia."Sampai hari ini masih dikatakan oleh para ahli bahwa mereka adalah dead-end, artinya tidak bisa kemana-mana setelah masuk ke tubuh itu dan tidak menimbulkan manifestasi klinis apapun pada anjing dan kucing," ujarnya.
"Jadi tidak ada pernyataan hewan (kucing dan anjing) memiliki kapasitas menularkan," ujar Tri.
Sebelumnya, melansir Independent, Charity Medical Detection Dogs menjalin kerja sama dengan London School of Hygiene and Tropical Medicine dan Universitas Durham University untuk melatih anjing pelacak agar dapat membantu mendeteksi gejala Covid-19 pada tubuh manusia.Anjing yang dilibatkan untuk mendeteksi adalah anjing yang sudah terbiasa mengendus kanker, parkinson, dan tekanan darah rendah.
Para ahli percaya bahwa anjing dapat dilatih untuk mendeteksi penyakit dan memberikan diagnosis yang cepat dan non-invasif hanya dalam waktu enam minggu.
Selain itu, anjing tidak dapat terinfeksi oleh virus atau menyebarkannya ke manusia sebagaimana informasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
(mik/mik)
No comments:
Post a Comment