Di sisi lain, LAPAN mengatakan ada tujuh asteroid yang akan mendekati bumi berdasarkan tabel data Near Earth Object Studies (CNEOS) dari NASA. Akan tetapi, ketujuh asteroid tersebut tak ada yang akan menabrak Bumi.
"Sepanjang yang kami ketahui ada banyak (asteroid), tapi semuanya dalam jarak aman. Tidak ada yang menabrak Bumi. Kalau ada apa-apa yang perlu diperhatikan, pasti ada informasi resmi dari kami," ujar Koordinator Diseminasi Pusat Sains Antariksa LAPAN Bandung, Emanuel Sungging Mumpuni saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (8/5).
Ia mengatakan grup asteroid Apollo akan mendekati Bumi mulai 7 Mei hingga 9 Mei. Grup asteroid ini memiliki diameter 16 meter hingga 470 meter. Ada lima asteroid (2009 XO, 2020 JE, 2020 JF, 2020 HM4, 2016 HP6) yang mendekat ke arah Bumi pada 7 Mei 2020. Selanjutnya ada satu asteroid (2020 HB6) yang mendekati Bumi pada 8 Mei. Asteroid 2020 HC6 bergerak mendekati Bumi pada 9 Mei 2020.
LAPAN memberikan informasi dua dari lima asteroid yang dekat ke Bumi pada 7 Mei. Asteroid 2016 HP6 akan memiliki jarak terdekat 1,66 juta kilometer dari Bumi. Jarak tersebut sama seperti 4,3 kali jarak Bumi dan Bulan dengan kecepatan relatif 5,72 kilometer per detik ketika mendekati Bumi.
Sementara Asteroid 2009 XO akan berjarak pada jarak 3,4 juta kilometer dengan kecepatan 12,78 kilometer per detik.
"Ukuran asteroid ini sekitar 210 hingga 470 meter. Asteroid 2009 XO dikategorikan sebagai asteroid Apollo dan Potentially Hazardous Asteroid (PHA)," ujar Sungging.
Sungging menjelaskan asteroid Apollo beberapa asteroid Apollo bisa menjadi ancaman bagi penduduk di Bumi apabila berada pada jarak yang sangat dekat dengan Bumi. Salah satunya ada meteor Chelyabinsk yang memasuki atmosfer Bumi dan meledak di langit kota Chelyabinsk, Rusia pada 15 Februari 2013 silam dengan ukuran 17 meter.
Sungging menjelaskan Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA mengatakan tarikan gravitasi planet dapat mengubah lintasan orbit asteroid.Baik asteroid sesatan (stray asteroid) maupun pecahan dari tabrakan asteroid terdahulu diyakini telah menabrak Bumi di masa silam, yang berperan penting dalam evolusi planet Bumi hingga seperti saat ini.
Sedangkan menurut Planetary Defense Coordination Office NASA, jatuhnya asteroid adalah proses alami yang terjadi terus menerus. Setiap harinya, material seberat 80 hingga 100 ton, asteroid jatuh ke Bumi dari luar angkasa dalam bentuk debu dan meteorit kecil (pecahan asteroid yang hancur di atmosfer Bumi).
Setidaknya dalam 20 tahun terakhir, sensor radar pemerintah Amerika Serikat telah mendeteksi hampir 600 asteroid berukuran sangat kecil (beberapa meter saja) yang memasuki atmosfer Bumi sehingga menciptakan bolide atau fireball.
Sebelumnya, Peneliti Sains Antariksa LAPAN, Abdul Rachman menjelaskan bahwa asteroid bergerak mendekati Bumi karena mereka bergerak sesuai orbitnya dan tidak berarti akan menabrak Bumi.
"Sekali lagi, kita tidak perlu terlalu khawatir, apalagi dikaitkan dengan tanggal 15 Ramadhan, dari segi dalil agama tidak ada dan dari segi sains tidak ada (asteroid) yang mendekat. Tapi, kembalikan semuanya kepada Allah, karena kita bisa mati kapan saja," kata Abdul Rachman saat lewat siaran langsung dari Bern, Swiss, mengutip Antara, Senin (4/5).Dukhan sendiri menjadi topik yang banyak dibahas oleh kalangan ulama dan warga belakangan. Fenomena dukhan adalah kabut atau asap diramalkan akan terjadi pada 15 Ramadhan 1441 Hijriah, yang bertepatan jatuh pada hari ini, Jumat, 8 Mei 2020.
Salah satu ramalan menyebutkan bahwa kabut itu terjadi akibat tabrakan meteor atau asteroid dengan bumi. Ramalan soal Dukhan sebagai satu dari 10 tanda-tanda kiamat besar itu dikaitkan dengan Ayat Alqur'an surah Ad-Dukhan ayat 10-11 dan hadis riwayat Muslim dari Hudzaifah bin Usaid.
Informasi akan datang Dukhan atau kiamat pada pertengan Ramadan, tepatnya 15 Ramadan pada malam Jumat kemudian disebut ada dalam hadis yang diriwayatkan Abdillah Al-Hakim dalam Kitab Al-Fitan Imam Nu'aym bin Hammad.
Dalam buku tersebut dijelaskan akan ada pekik suara kencang hingga orang yang tidur terbangun karena kaget pada malam Jumat 15 Ramadan.
Tafsir itu kemudian dikaitkan dengan munculnya kabut yang menimbulkan pekikan keras hingga muncul kabut. Namun banyak ulama yang menyebut bawa tingkat hadis tersebut adalah palsu.
(jnp/DAL)
No comments:
Post a Comment