Wednesday, April 29, 2020

Studi: Corona Bertahan di Keramaian dan Ruangan Tertutup

Jakarta, CNN Indonesia -- Studi para peneliti di Wuhan, China, menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 bisa bertahan lama di udara dengan kondisi ramai dan padat orang. Selain itu, potensi penularan juga makin tinggi pada tempat tertutup tanpa ventilasi yang baik.

Menurut studi pimpinan Ke Lan dari Universitas Wuhan tersebut, apabila seorang positif Covid-19 batuk di ruang publik, maka virus bisa bertahan di udara di daerah itu bahkan setelah orang tersebut telah pergi.

Sebelumnya ditemukan bahwa virus dapat terus bertahan di permukaan selama berminggu-minggu. Studi ini dilakukan dengan cara membuat perangkap aerosol di sekitar dua rumah sakit di Wuhan.


Aerosol adalah partikel padat atau cair dalam bentuk butiran sangat kecil sehingga bisa tertahan dalam partikel gas seperti udara, terutama di ruangan tertutup tanpa ventilasi yang baik.

Studi menemukan bukti bahwa virus itu tetap hidup di udara di ruang perawatan, supermarket, bangunan tempat tinggal, toilet, hingga restoran yang hanya mengandalkan AC sebagai sumber sirkulasi udara.

Sebab berdasarkan temuan mereka, konsentrasi aerosol Covid-19 di bangsal pasien yang berventilasi umumnya sangat rendah. Sementara konsentrasi tinggi ditemukan di toilet pasien yang berventilasi buruk.

Studi ini dilakukan pada Februari dan Maret 2020. Dalam studi itu juga menemukan konsentrasi virus dalam jumlah tinggi di tempat di tenaga medis melepas alat pelindung diri mereka.

Di sisi lain, para peneliti mengingatkan bahwa penelitian ini tidak mengungkapkan apakah RNA SARS-CoV-2 yang ditemukan di udara berpotensi menular.

Meskipun ukuran sampel penelitian ini kecil dengan kurang dari 40 sampel dari 31 lokasi, temuan ini, peneliti mengatakan studi ini mendukung gagasan bahwa sanitasi yang telaten, ventilasi yang baik, dan menghindari keramaian dapat mengurangi risiko paparan virus melalui udara.

Saat Pembatasan Sektor Berskala Besar (PSBB) dihapus, peneliti menyarankan masyarakat harus tetap rajin mencuci tangan dan menghindari pusat keramaian. Masyarakat pun harus menghindari tempat dengan ventilasi yang buruk, seperti dilansir dari Ubergizmo

Belum Dipastikan Menular

People walk out from a shop in Hanoi, Vietnam Thursday, April 23, 2020. The world inched toward a new phase in the coronavirus crisis on Thursday, as some countries like Vietnam and New Zealand with few new cases moved toward ending their shutdowns while others like Singapore and Japan were tightening measures to prevent a surge in infections. (AP Photo/Hau Dinh)Virus corona disebut bisa bertahan di udara ketika pasien positif corona batuk di tempat keramaian dan berventilasi buruk. (AP/Hau Dinh)
Dilansir dari Economic Times, peneliti belum dapat memastikan apakah virus yang berada di udara ini bisa menular.

Hingga saat ini, salah satu cara penularan virus corona SARS-CoV-2  kepada manusia lain lewat droplet pernapasan akibat menghirup droplet dari individu yang terinfeksi. Cara lain adalah akibat kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.

Sebelumnya, peneliti di Italia menemukan kalau virus ini bertahan lebih lama di jaringan mata manusia. Studi ini dilakukan untuk menemukan apakah ada cara penularan lain Covid-19 selain lewat pernapasan.

Namun, berdasarkan penelitian ahli mata Amerika Serikat, virus corona tidak ditemukan pada air mata pasien. Sehingga, air mata disebut tak jadi media penularan virus itu.

Studi ini mencatat bahwa viral load RNA terutama terkonsentrasi di tempat yang digunakan oleh tenaga medis untuk melepas peralatan pelindung. Akan tetapi hal ini bisa dihindari dengan meningkatkan frekuensi sanitasi. Alhasil, tidak lagi ada bukti RNA SARS-CoV-2 terdeteksi di udara di ruangan itu.

Penelitian mengatakan tingkat konsentrasi RNA SARS-CoV-2 pada umumnya rendah di tempat-tempat umum di luar rumah sakit seperti bangunan tempat tinggal dan supermarket.

Namun, dua daerah yang merupakan tempat orang-orang biasa melintas telah meningkatkan konsentrasi RNA SARS-CoV-2. Mereka menyarankan bahwa orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 di daerah padat ini mungkin berkontribusi terhadap jejak aerosol virus. (jnp/eks)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment