Wednesday, April 29, 2020

Menjajal Kasta Tertinggi Samsung Galaxy S20 Ultra

Samsung Galaxy S20 Ultra merupakan versi tertinggi dari rangkaian seri ponsel unggulan produsen ponsel asal Korea Selatan itu. Samsung membenamkan spesifikasi terbaik pada ponsel ini.

Di Indonesia, Galaxy S20 Ultra menggunakan prosesor besutan Samsung, Exynoss 990. Sementara di negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan China, produsen itu menggunakan Snapdragon 865.

Perbedaan lain terletak pada cip modem yang digunakan. Samsung menanam cip modem 5G untuk negara yang sudah memiliki jaringan internet tersebut. Sementara di Indonesia, Samsung tak memberikan fitur tersebut.


Salah satu yang menjadi unggulan ponsel ini tentu pada bagian kamera. Samsung Galaxy S20 Ultra menyematkan lima lensa.

Lensa utama menggunakan sensor 108 MP dengan susunan piksel anyar, yang berbeda dengan yang digunakan Xiaomi. Hingga lensa periskop untuk perbesaran optik 4x dan perbesaran digital 100x.

Kamera ponsel ini juga bisa digunakan untuk merekam video dengan resolusi 8K. Sementara di kamera depan, model lubang kamera semakin diperkecil.  

Tampilan

Samsung Galaxy S20 UltraBagian belakang Samsung Galaxy S20 Ultra menggunakan sampul kaca sehingga licin digenggam dan mudah meninggalkan jejak sidik jari. Namun, Samsung memberikan soft case tambahan dalam paket pembelian untuk melindungi bodi ponsel dan mengurangi licin saat digenggam. (dok. CNNIndonesia.com/ Eka Santhika)

Sementara Galaxy S20 Ultra menggunakan kaca di bagian belakang yang membuatnya lebih licin saat dipegang tanpa menggunakan sampul.

Sampul S20 Ultra lebih tebal. Sehingga ketika dipasang menambah dimensi ponsel ini. Ponsel jadi terasa lebih lebar dan tebal dari semestinya. Selain itu, desain sampul S20 juga dibuat lebih menonjol dari layar. Tonjolan itu menjadi pelindung agar layar tak langsung kontak dengan lantai ketika jatuh.

Tonjolan pada sampul juga dibuat pada bagian kamera ponsel. Sebab, modul kamera di S20 memang lebih menonjol dari bodi bagian belakang. Karena menonjol, muncul kekhawatiran bagian kaca lensa ponsel bakal lebih rentan tergores dan tergesek ketika digunakan tanpa sampul.

Layar Samsung menggunakan panel AMOLED 2x, dengan refresh rate hingga 120 Hz. Namun, setelan standar ponsel ini menggunakan refresh rate 60 Hz. Pelindung layar menggunakan Gorilla Glass 6. Kerapatan piksel ponsel ini 511 ppi dan rasio layar dengan bodi 89,9 persen.

Samsung memberikan tombol akses cepat di bagian bawah dan kanan atas. Pengguna akan melihat bayangan transparan berwarna hitam di area tersebut. Geser pada bayangan tersebut untuk membuka akses cepat. Pada bagian tengah bawah untuk membuka Samsung Pay.

Samsung Galaxy S20 UltraAkses cepat Samsung Galaxy S20 Ultra. Pengguna bisa menempatkan aplikasi favorit mereka di dock ini. (dok. CNNIndonesia.com/ Eka Santhika)
Saat ini baru layanan dompet digital Dana yang sudah terintegrasi dengan layanan ini. Sementara Gopay masih belum bisa terintegrasi meski kerjasama keduanya sudah diumumkan sejak Oktober 2019. Samsung Pay juga bisa dihubungkan dengan kartu Visa dan Master Card pengguna. 

Jika pengguna menggeser di kanan atas, ponsel akan mengeluarkan tombol akses cepat untuk berbagai aplikasi favorit, kompas, dan tangkapan layar dengan bentuk tertentu atau dibuat sebagai gambar bergerak GIF.

Samsung juga membenamkan micro SIM ganda. Namun slot kedua juga punya fungsi ganda untuk menampung kartu memori berukuran normal, microSDXC.

Pemindai biometrik

Samsung Galaxy S20 UltraSamsung menempatkan pemindai biometrik sidik jari dengan teknologi ultrasonik yang diklaim bakal lebih akurat mengenali guratan sidik. (dok. CNNIndonesia.com/ Eka Santhika)

Pemindai sidik jari ponsel ini menggunakan ultrasonik bawah layar. Pemindai ini disebut lebih baik memindai sidik jari saat basah dan kotor ketimbang optik . Namun, saat dicoba dengan tangan basah, pemindai ini beberapa kali gagal mengenali sidik jari.

Pengenalan wajah pada Samsung serupa seperti kebanyakan Android lainnya, hanya mengandalkan kamera selfie dan perangkat lunak. Tidak ada dukungan sensor inframerah untuk pengenalan 3D.

Meski demikian, software pengenal wajah cukup baik lantaran tidak membuka ketika mata pengguna tertutup. Namun, tak adanya sensor inframerah membuat kamera tak bisa mengenali wajah pengguna jika menggunakan kacamata hitam.

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment