Monday, May 4, 2020

Penjualan Mobil di Jepang Mulai Rontok karena Corona

Jakarta, CNN Indonesia -- Penjualan mobil bulanan di Jepang pada April terekam 270.393 unit, anjlok 29 persen dari periode sama pada tahun lalu. Hal ini terjadi setelah pemerintah setempat memberlakukan kondisi darurat nasional atas wabah virus corona (Covid-19).

New York Times pada pekan lalu melaporkan Penurunan penjualan mobil di Jepang pada April itu merupakan yang terparah sejak April 2011. Saat itu Jepang dilanda bencana nuklir, gempa bumi besar, dan tsunami.


Berdasarkan data Japan Automobiles Dealer Association, penjualan mobil mini atau kei car yang biasanya mewakili satu dari 10 unit mobil yang terjual, kini turun 34 persen. Penyebab hal ini yaitu banyak produsen mengendurkan produksi sebab tidak mendapatkan pasokan komponen dari luar negeri yang terhambat pandemi virus corona.

Selain itu asosiasi juga menyebut rekomendasi pemerintah agar masyarakat tetap di rumah mempengaruhi minat beli. Demikian pula ketidakpastian dampak virus membuat masyarakat fokus pada bertahan hidup ketimbang mengunjungi dealer.

CNN sempat melaporkan penanganan Covid-19 di Jepang cenderung lambat dan buruk. Status darurat nasional baru ditetapkan pemerintah pada 7 April, sejauh ini warga Jepang masih banyak yang beraktivitas sehingga mendorong penyebaran Covid-19.

Menurut data worldometers per 4 Mei, jumlah kasus di Jepang mencapai 14.877 pasien. Jumlah yang sembuh sebanyak 3.981 orang, sedangkan 487 meninggal.


Efek negatif virus pada penjualan mobil global sudah terasa dari China, lokasi pandemi berasal. Indonesia juga mengalami hal yang sama, pada Maret penjualan ritel turun 22 persen dibanding Februari.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah menyatakan prediksi penjualan mobil nasional hanya mencapai 600 ribu unit, turun dari target 1,05 juta unit.

Prediksi penurunan penjualan tahunan itu merupakan yang terparah di Indonesia sejak 2012. Selama ini Indonesia selalu menjual di atas 1 juta unit. (fea)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment