Menurut Lapan gugus bintang ini sekumpulan bintang yang berada di dekat Rasi Taurus. Ada beberapa bintang yang terdapat pada Tsuraya, namun hanya tujuh dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam mitologi Yunani, ketujuh bintang itu antaranya Sterope, Merope, Electra, Maia, Taygeta, Celaeno, dan Alcyone.
"Tujuh bintang ini juga dikenal sebagai bintang tujuh saudari," tulis Lapan dalam unggahan di akun Instagram resmi, Sabtu (2/5).Karena mudah dikenali dengan mata telanjang, objek ini juga muncul dalam mitologi langit di berbagai kebudayaan seluruh dunia.
Dalam tradisi langit nusantara, sering disebut Lintang Wuluh atau Lintang Kerti. Sementara tradisi India dikenal sebagai Kartika (Kritikka). Nama itu diambil dari dewa pelindung bangsa Tamil, Kartikeya.
Kemudian di China dan Korea, Tsuraya dikenal sebagai Mao-Xing dan Myo-Su Byeol (Bintang Berambut, Hairy- Head Star). Lalu Jepang mengenalnya sebagai Subaru-Hoshi atau Bintang yang Berkumpul.
Dalam tradisi agraris nusantara, kemunculan Pleiades saat fajar digunakan sebagai tanda memulai menggarap sawah, membasmi hama atau sebagai tanda awal bercocok tanam.Sedangkan di Timur Tengah, Tsuraya yang terbit ketika fajar merupakan penanda berakhirnya masa hama tanaman dan waktunya panen buah kurma.
"Pleiades terbit hampir bersamaan dengan matahari terjadi pada Mei sampai Juni ketika terbit saat fajar, kemudian tinggi di atas September-Desember, sampai kemudian tenggelam saat fajar ketika Desember. Sehingga ini seringkali dikatakan sebagai penanda musim dingin bagi masyarakat di belahan bumi utara," demikian penjelasan Lapan.
Jarak Pleiades ke Bumi mencapai 444 tahun cahaya yang artinya cahaya dari Tsuraya butuh 444 tahun agar sampai ke Bumi.
Lapan mengungkap bila kondisi tidak berawan Lintang Kerti atau Pleaides dapat ditemukan dengan cara mengarahkan pandangan ke arah timur jelang matahari terbit."Saat itu carilah Rasi Taurus dan temukan Lintang Kerti". (ryh/wis)
No comments:
Post a Comment