Thursday, May 7, 2020

Facebook Punya Dewan Pengawas, Berikut Tugas dan Fungsinya

Jakarta, CNN Indonesia -- Facebook membentuk Dewan Pengawas (Dewas) yang bertugas untuk mengawasi konten di platform besutan Mark Zuckerberg. Salah satu jurnalis senior, Endy Bayuni menjadi perwakilan Indonesia di Dewas Facebook.

Menurut Endy, Dewas Facebook baru beroperasi sekitar di akhir kuartal kedua 2020.

"[Dewas] Baru beroperasi sekitar September-Oktober," kata Endy kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/5).


Dikutip dari situs oversightboard.com, Dewas mewakili model moderasi konten terbaru untuk Facebook dan Instagram. CNNIndonesia.com merangkum beberapa informasi termasuk tugas dan fungsi Dewan Pengawas Facebook.

1. Dewas Mengambil Keputusan Sebelum Hapus Konten di Facebook dan Instagram

Dewan Pengawas akan mengurus masalah konten yang diizinkan dan yang dihapus di Facebook maupun Instagram.

Dewas akan meninjau apakah konten-konten tersebut konsisten dengan kebijakan dan nilai-nilai Facebook dan Instagram. Konten juga akan ditinjau dari nilai kebebasan berekspresi dalam kerangka norma-norma internasional hak asasi manusia.

Dewan membuat keputusan berdasarkan prinsip-prinsip tersebut. Dewan juga mempertimbangkan dampaknya terhadap pengguna dan masyarakat, tanpa memperhatikan kepentingan ekonomi, politik atau reputasi Facebook. Facebook harus menerapkan keputusan Dewan, kecuali implementasinya dapat melanggar hukum.

2. Dewan Pengawas Meninjau Pengajuan Banding Penghapusan Konten yang Ditolak Facebook.

Dewas juga berfungsi untuk meninjau banding dari pengguna apabila kontennya dihapus oleh Facebook. Pengguna yang tidak setuju dengan hasil banding konten ke Facebook dapat merujuk kasus mereka ke Dewas.

Dewas juga dapat meninjau konten yang dirujuk oleh Facebook. Ini dapat mencakup banyak jenis keputusan penting, termasuk konten di Facebook atau Instagram, tentang iklan, atau Grup. Dewan juga akan dapat membuat rekomendasi kebijakan untuk Facebook berdasarkan keputusan kasus yang diterima Dewan.

Dewas mengakui tak bisa menampung semua kasus pengajuan banding, sehingga Dewas akan memprioritaskan kasus-kasus yang berpotensi berdampak pada banyak pengguna, berkaitan dengan wacana, hingga yang menimbulkan pertanyaan tentang kebijakan Facebook.

3. Tak Terikat Facebook dan Transparan

Dewan Pengawas mengatakan independen dari Facebook maupun dari seluruh perusahaan media sosial lainnya. Faktanya, banyak dari anggota Dewan yang secara terbuka mengkritik cara Facebook menangani masalah konten di masa lalu.

Anggota Dewan bekerja langsung untuk Dewan Pengawas, tak tercatat sebagai karyawan Facebook.

Dewan memastikan segala keputusannya akan transparan. Semua keputusan akan diumumkan kepada publik, dan Facebook harus meresponsnya secara publik.

Dewan akan menerbitkan keputusan kami di situs web kami, sambil melindungi identitas dan privasi mereka yang terlibat. Dewan juga akan mengeluarkan laporan tahunan publik tentang pekerjaannya untuk mengevaluasi hasil pekerjaan dan kepercayaannya terhadap Facebook untuk memenuhi komitmen.

4. Didanai Facebook

Dari sisi finansial, Dewan Pengawas juga independen karena dijamin dengan dana perwalian independen sebesar US$130 Juta atau sekitar Rp2 triliun. Meski dana tersebut dari Facebook, Dewan Pengawas mengatakan dana tersebut Independen dari Facebook dan tak akan dapat dicabut.

Dewan mengatakan semua ini dirancang untuk melindungi penilaian independen kami dan memungkinkan kami untuk membuat keputusan bebas dari pengaruh atau gangguan.

5. Akan Berkembang Jadi 40 Anggota.

Keempat Co-Chairs dan 16 Anggota lainnya berasal dari seluruh dunia. Anggota Dewan berbicara lebih dari 27 bahasa dan mewakili beragam latar belakang dan sudut pandang profesional, budaya, politik, dan agama.

Seiring waktu jumlah anggota dewan akan berkembang menjadi sekitar 40 orang.

6. Tak Urus Privasi Data

Endy menegaskan Dewas hanya mengawasi konten, bukan privasi data pengguna Facebook. Dewas juga tidak mengurusi masalah privasi data di Facebook.

"Kami tidak mengurusi privasi, mandatnya kami mengawasi konten di Facebook dan Instagram," kata Endy. (jnp/mik)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment