Tuesday, April 28, 2020

Pakar Audio Indonesia Rancang Ventilator dari Komponen Mobil

Jakarta, CNN Indonesia -- Pandemi virus corona (Covid-19) menekan aktivitas banyak orang, namun untuk sebagian lainnya masa sulit ini justru menggairahkan kreativitas di tengah solidaritas. Wahyu Tanuwidjaja, pakar audio mobil pencipta merek Dominations, merancang ventilator rendah biaya buat membantu penanganan pasien terkait Covid-19.

Ventilator merupakan alat medis bantuan pernapasan yang sangat dibutuhkan pasien Covid-19. Seperti diketahui salah satu masalah kesehatan yang ditimbulkan virus corona adalah kesulitan bernapas.

Seiring pandemi yang terus meluas di dunia dan Indonesia, kebutuhan ventilator semakin tinggi. Namun masalahnya produksi alat rumah sakit yang harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah itu tidak sanggup memenuhi permintaan.


Kesulitan itu yang menggerakkan Wahyu. Kata dia ketertarikan merancang ventilator datang setelah memahami banyak rumah sakit kekurangan alat medis itu sementara jumlah pasien Covid-19 di dalam negeri terus meningkat.

"Karena ventilator ini apalagi untuk di daerah susah barangnya. Jadi ya kita bisa kok buat sendiri," cerita Wahyu pada CNNIndonesia.com, Selasa (28/4).

Proyek pembuatan ventilator versi Wahyu dimulai setelah dia terinspirasi perbincangan di grup percakapan yang membahas ventilator rancangan Massachusetts Institute of Technology (MIT). Rancangan MIT memanfaatkan ambu-bag (kantong udara) untuk memompa oksigen yang disebut stoknya banyak di rumah sakit.

Ventilator dari ambu-bag juga telah dikembangkan tim dosen Institut Teknologi Bandung (ITB). Menurut ITB, teknologi ambu-bag dipilih sebab lebih murah dan dapat diproduksi massal.

Pengerjaan ventilator Wahyu dimulai pada 3 April. Ia memulainya dengan mencari bahan untuk mendampingi ambu-bag dari barang-barang yang mudah ditemukan di toko online.

Ventilator rancangan Wahyu dibuat dengan menggabungkan komponen mobil, sepeda, dan produk rumahan. Komponen yang digunakan misalnya motor wiper mobil, rantai sepeda, dan rel laci lemari.

Wahyu bercerita sebelum menggunakan motor wiper mobil, ia sempat memakai motor kipas dan motor power window mobil. Namun kata dia yang cocok buat ventilator adalah motor wiper karena torsinya besar dan dapat menggunakan baterai alias menjadi portabel sehingga tidak selalu mengandalkan aliran sumber listrik.

"Jadi motor wiper ini cocok buat menekan ambu-bag ini. Dan itu semua bahannya ada di toko online kok," kata dia.

Setelah melalui proses panjang desain serta tes komponen ini dan itu, pada 10 April prototipe ventilator buatannya yang diberi nama God Hands selesai. Selanjutnya Wahyu juga sempat melakukan penyempurnaan dan melakukan serangkaian uji coba.

"Saya juga sudah melakukan perbaikan-perbaikan saat itu dan uji coba. Uji coba saya gunakan ke diri saya sendiri, hasilnya tidak masalah. Terus tes durability, saya hidupkan empat sampai lima jam baik-baik saja hasilnya," ucap dia.


Ajak Masyarakat Buat Sendiri

Wahyu ingin desain buatannya diadopsi orang banyak. Bahkan ia sengaja mengunggah panduan pembuatan ventilator secara lengkap, berikut dengan komponen yang bakal digunakan, serta total biayanya.

Semua hal tentang ventilator ini Wahyu tulis pada blog pribadinya. Ia menerangkan untuk pembuatan ventilator tanpa diskusi dengannya alias mengerjakan sendiri membutuhkan biaya Rp2,4 juta. 

Bila masyarakat ingin membuat sendiri namun membutuhkan tutorial, biaya yang dikeluarkan Rp2,6 juta per unit. Jika masyarakat hanya mau membeli produk jadi membutuhkan biaya Rp3,15 juta.

Menurut Wahyu royalti yang jadi biaya tambahan hanya perlu dikeluarkan jika membutuhkan file data dan bantuan penjelasan dari stafnya. Biaya royalti itu dikatakan buat membantu menghidupi stafnya yang lagi menjalani masa sulit. 

"Jadi semuanya sudah saya jabarin di sana [blog pribadi], sampai toko tempat saya beli komponen dan harganya saya jabarin di sana. Karena apa biar semua orang itu bisa membuatnya juga," ucap Wahyu.

Wahyu menambahkan kini ia sedang mencoba membuat ventilator dengan alat yang lebih baik dari segi kualitas. Namun ventilator ini tujuannya murni sebagai bisnis.

"Ya ini juga sebagai alternatif di mana toko aksesori seperti saya audio mobil sekarang sepi banget," ucap dia.

Dilema

Ia tak memungkiri ada dilema terkait ventilator ciptaannya atas kekhawatiran standar medis sehingga banyak orang menganggap riskan bila digunakan pasien. Meski demikian Wahyu menjelaskan ventilator buatannya aman karena menggunakan ambu bag.

Wahyu mengatakan ambu bag punya unsur keamanan canggih sehingga laik digunakan, walau secara garis besar ventilator buatannya tersebut belum pernah dites secara profesional oleh pihak terkait maupun kepada pasien.

"Jadi ambu bag ini alat kedokteran yg canggih. Jadi kalau mesin mati tetap bisa bernapas secara normal. Jadi kalau pasien tidak mau napas dan ditekan ambu bag, apa paru-paru jebol. Itu saya coba kepada pribadi saya tidak masalah," ucap dia.

Wahyu menuturkan pada akhirnya ia tidak ingin memusingkan terkait perizinan dan sebagainya.

"Terus izin depkes segala macam, dan saya bilang akhirnya bikin saja dulu. Saya bilang bikin stok 10 atau 20 kalau misal nanti orang butuh, karena sesak napas di sekitar kami ya saya kasih aja barangnya. Karena kalau mau polemik izin ini itu, ya kita ini bukannya lagi masa darurat," kata dia.

"Tapi sebagai catatan ya, ventilator dengan ambu bag ini ya harus digunakan untuk pasien yang masih sadar. Bukan yang sudah di ICU begitu," sambung Wahyu.

[Gambas:Youtube]

(ryh/fea)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment