"Jadi harapannya bulan Mei kita sudah bisa paling tidak memproduksi awal 200," kata Menristek Bambang mengutip Antara, Kamis (23/4).
Bambang menuturkan pada pekan ini diharapkan uji terakhir terhadap ventilator portabel oleh Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kementerian Kesehatan (BFPK Kemkes) sudah selesai.
Hingga saat ini, ada empat ventilator portabel yang sedang diuji oleh BFPK Kemkes untuk uji ketahanan (endurance). Empat ventilator itu masing-masing didesain oleh Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, swasta dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
BPPT sudah mendapatkan dua mitra industri untuk produksi ventilator portabel itu. Begitu uji ketahanan ventilator selesai di BFPK Kemenkes pada pekan ini, maka bisa segera dilakukan produksi dengan kapasitas 100 unit per pekan per pabrik atau mitra industri.
Bambang mengaku akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan Kementerian Kesehatan untuk penyaluran ventilator portabel tersebut.
"Secara umum besarnya kebutuhan, di mana dibutuhkan itu adalah tersentralisasi di gugus tugas dan Kementerian Kesehatan," tutur Menristek Bambang.
Konsorsium COVID-19 yang dibentuk oleh Kemristek/BRIN juga sedang mengupayakan untuk dapat segera memproduksi 100.000 unit untuk rapid test dalam rangka mendeteksi COVID-19.
Konsorsium juga menargetkan segera selesainya pengembangan PCR (Polymerase Chain Reaction) Test Kit yang berbasis transmisi lokal virus COVID-19.
"PCR yang kita kembangkan ini nantinya berbasis virus yang 'local transmission' (transmisi lokal) jadi virus yang ada di Indonesia atau yang menyebar di Indonesia," tutunya.
Konsorsium juga mengembangkan reagen yang digunakan untuk uji PCR dalam deteksi COVID-19 agar bisa mengurangi ketergantungan impor akan reagen.
"Saat ini reagen ini barang langka diburu oleh semua negara di dunia, jadi kami upayakan agar kalau kita mempunyai kemampuan untuk membuatnya paling tidak kita pelan-pelan bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor," ujar Bambang.
Wisma Puspitek Jadi Tempat Istirahat Tim Medis
Bambang kemudian mengatakan menjadikan Wisma Tamu Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) sebagai rumah singgah untuk tempat peristirahatan bagi para tenaga medis yang berperan menangani COVID-19.
"Wisma Tamu Puspitek sebagai rumah singgah bagi tenaga medis dokter perawat dan tenaga kesehatan lainnya dari Tangerang Selatan selama masa penanganan COVID-19," kata Bambang.
Selama beristirahat di Wisma Tamu Puspiptek, katanya, seluruh pelayanan didapatkan secara gratis untuk para tenaga medis dengan anggaran yang sepenuhnya dikucurkan oleh Kemristek/BRIN.
Wisma Tamu Puspiptek di Serpong, Tangerang Selatan, menyediakan 93 kamar tidur tipe deluxe dan superior sebagai tempat peristirahatan yang dapat digunakan 24 jam bagi para tenaga medis dari rumah sakit yang ditunjuk Wali Kota Tangerang Selatan untuk menangani COVID-19.
Di rumah singgah itu, para tenaga medis mendapatkan konsumsi, alat pelindung diri, penambah daya tahan tubuh dan alat penunjang dekontaminasi virus yang disediakan bagi sekitar 185 tenaga medis tersebut. Semua fasilitas itu dapat dimanfaatkan para tenaga medis selama masa tanggap darurat berlangsung.
(antara/DAL)
No comments:
Post a Comment