Empat tahun lalu Dikki berjanji kepada ibunya untuk bisa kuliah dan menanggung seluruh biayanya sendiri. Tepat di akhir 2019, Ibu Dikki menyaksikan buah pembuktian anaknya. Ya, Dikki akhirnya wisuda dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati dengan nilai memuaskan.
Terdapat jalan terjal dan berliku yang dilalui Dikki sebelum akhirnya berhasil mewujudkan mimpi sekolah tinggi. Untuk menutup biaya kuliahnya, ia bekerja sambilan sebagai mitra pengemudi GrabBike dan berjualan gorengan. Tak peduli apa pun rintangannya, ia berprinsip menjalani pekerjaan dengan ikhlas dan kerja keras.
Mulanya ia memutuskan bergabung Grab karena ketidaksengajaan. Di tengah impitan ekonomi pada 2018, kebetulan kakak teman baiknya memperkenalkan Dikki kepada Grab.
"Masuk Grab tidak sengaja. Dulu di kampus saya jualan gorengan. Kemudian bertemu dengan teman yang jadi driver Grab. Dia cerita ojek online Grab itu seperti apa. Penghasilannya lumayan. Bagus buat isi waktu luang," ujar pemuda asal Cicalengka itu, dikutip dari situs Grab Indonesia, Selasa (24/3).
Kuliah sembari bekerja sebagai mitra pengemudi GrabBike, diakui Dikki menyita tenaga dan pikiran ekstra. Namun, Dikki selalu fokus pada tujuan utamanya. Ia membagi waktu agar bekerja dan kuliah bukan menjadi pertentangan, tetapi sebagai jalan menuju kesuksesan.
"Fokusnya memang terbagi, tapi saya tetap masuk kuliah, mengerjakan tugas, presentasi juga," ungkap anak pertama dari dua bersaudara itu.
Selain itu, menjadi mitra pengemudi GrabBike membawa Dikki ke berbagai sisi kehidupan dan pengalaman. Berangkat subuh dan pulang larut malam tak jarang ia lakukan. Bahkan tak jarang ia mendapat orderan dari sesama mahasiswa dan dosennya.
"Saya nggak gengsi. Dari kecil juga diajari mun gengsi na gede, rezekina moal gede. (Jika banyak gengsi, rezekinya tak akan banyak). Saya juga terinspirasi dari Bon Jovi yang sebelum jadi musisi besar, dia harus jadi office boy. Freddy Mercury juga harus jadi tukang angkat koper dulu sebelum jadi vokalis Queen, dan banyak contoh-contoh yang lain," ujarnya.
Tak hanya memenuhi biaya kuliah, hasil kerja kerasnya pun bisa digunakan untuk banyak hal, terutama untuk meringankan beban orang tua dan menyiapkan masa depannya.
"Hasilnya lumayan. Saya bisa nyicil motor, bisa bayar kuliah sendiri, kemudian sudah bisa beli jajan dan ongkos adik sekolah, buat biaya orang tua juga, udah bisa juga renovasi rumah, terus ditabung buat nikah," pungkas pemuda berusia 22 tahun itu.
Di usianya yang masih muda, Dikki mendapatkan banyak hal berarti. Ke depannya, Dikki pun bertekad untuk tetap melayani masyarakat sebagai mitra pengemudi GrabBike sembari mencari kesempatan melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi.
"Saya sangat berterima kasih kepada Grab, utamanya untuk pengalaman hidup." (fef)
No comments:
Post a Comment