Tuesday, March 3, 2020

Jokowi Diminta Bikin Basis Data Pasien Corona

Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat meminta agar pemerintahan Presiden Joko Widodo bisa membuat basis data pengidap atau terduga virus corona (Covid-19) di Indonesia. Basis data ini diminta bisa terkoneksi dengan milik China dan negara lain sehingga basis data itu semakin lengkap.

Pengamat Teknologi Informasi dan Komunikasi dari CISSRec, Pratama Persadha mengatakan basis data tersebut bisa dikombinasikan dengan kecerdasan buatan (AI). Kombinasi keduanya bisa digunakan untuk melakukan langkah mitigasi terhadap wabah Covid-19 seperti yang dilakukan oleh pemerintah China.

Sebelumnya, perusahaan internet China, Qihoo 360 meluncurkan aplikasi untuk mendeteksi apakah pengguna pernah satu kereta atau satu pesawat dengan pengidap virus corona saat pengguna sedang melakukan perjalanan. Qihoo 360 memanfaatkan basis data dan kecerdasan buatan (AI) dalam aplikasi tersebut.


"Basis data pasien positif corona, data perjalanan mereka, kalau naik pesawat atau kereta yang ada tiketnya, bisa terdeteksi kapan mereka naik moda transportasi itu. Sehingga masyarakat bisa tahu mereka pernah bersama pasien positif corona itu," kata Pratama saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (3/2).

Pratama menjelaskan koordinasi antar institusi dalam pemerintahan juga diperlukan untuk menyambungkan basis data. Keterbukaan informasi dianggap Pratama akan membuat masyarakat bisa lebih sadar dalam mencegah penyebaran virus corona lebih lanjut.

Lebih lanjut ia mengatakan basis data ini dibangun bukan untuk menimbulkan rasa takut. Akan tetapi, Pratama mengatakan hal ini diperlukan mengingat saat ini telah ada dua Warga Negara Indonesia (WNI) positif Covid-19.

"Sistem basis data pengidap corona perlu dikembangkan agar masyarakat tahu apakah pernah berinteraksi (dengan pasien) sepanjang masa inkubasi virus," ujar Pratama.

[Gambas:Video CNN]

Pratama juga meminta agar pemerintah bisa memberikan informasi terbuka soal Covid-19 di Indonesia. Ia mengatakan pemerintah sebagai corong informasi utama bisa menghadirkan aplikasi berisi lokasi-lokasi rentan Covid-19 yang mudah diakses masyarakat.

Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa melakukan pencegahan dini. Selain itu keterbukaan informasi bisa memberikan informasi yang jelas mengenai Covid-19 di tengah banyaknya informasi abu-abu hingga hoaks.

"Bagi yang pernah berinteraksi maupun mengunjungi lokasi-lokasi tempat terpapar, bisa mulai melakukan cek diri dan melakukan pemeriksaan di rumah sakit bila mulai terasa gejala virus corona," ujarnya.


Perusahaan internet China, Qihoo 360 meluncurkan aplikasi untuk mendeteksi apakah pengguna pernah satu kereta atau satu pesawat dengan pengidap virus corona saat pengguna sedang melakukan perjalanan. Qihoo 360 memanfaatkan basis data dan kecerdasan buatan (AI) dalam aplikasi tersebut.

Dengan memasukkan tanggal perjalanan mereka, bersama dengan nomor penerbangan atau kereta, pengguna dapat mengetahui apakah mereka bepergian dengan seseorang yang telah terinfeksi virus. Pengguna bisa mengakses situs NoSugarTech untuk memasukkan data tiket perjalanan mereka. (jnp/eks)

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment