Thursday, February 27, 2020

TNI Dibekali Cara Kerahkan 'Pasukan Siber'

Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 164 personel TNI dibekali dengan strategi pembentukan opini publik di era siber. Dua teknik yang dibekali adalah propaganda komputasional dan mobilisasi atau pengerahan tentara siber.

Pembekalan ratusan personel TNI dari Angkatan Darat, Laut, dan Udara itu disampaikan oleh  PT. Media Kernels Indonesia (A Drone Emprit Company) Ismail Fahmi dan pendiri Asia Public Relation dan Konner Digital Advisory Silih Agung Wasesa.

Dia menyampaikan hal yang menjadi tantangan di era digital adalah perang informasi. Sebab, saat ini kerap terjadi mobilisasi dan disrupsi informasi di internet. Sehingga, jajaran penerangan TNI perlu memenangkan perang informasi itu.


Lebih lanjut, menurutnya ada dua strategi pembentukan opini publik, yaitu mobilisasi cyber troop dan computational propaganda. Kedua hal ini terkait dengan bagaimana pengaruh influencer dan para follower.

"Ketika ada perang opini, pejabat penerangan TNI harus tahu di mana 'war zone' berada, sehingga bisa mengirim pasukan (influencer, buzzer, follower) ke lokasi atau cluster tersebut," seperti dikutip dari keterangan resmi TNI.

Selain itu, pejabat penerangan TNI juga harus tahu apa konteks yang menjadi percakapan, sehingga bisa melakukan kontra narasi atau membangun narasi pribadi (own narrative) dengan tepat.

Pembekalan ini dilakukan saat Rapat Koordinasi Penerangan (Rakornispen) TNI Tahun 2020 di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (27/2).

[Gambas:Video CNN]

Lebih lanjut, Ismail menjelaskan akun media sosial @Puspen_TNI adalah akun resmi yang fungsinya sudah tepat, yakni menyampaikan informasi kegiatan, penanganan bencana oleh TNI, debunking hoaks terkait lembaga, engagement dengan publik, dan lain-lain sesuai tupoksi.

Oleh karena itu, dia berkata setiap isu penting yang menjadi arahan Panglima TNI harus membutuhkan pembentukan opini publik, analisis mikro, dan pendekatan khusus untuk masing-masing isu tersebut.

Di sisi lain, Silih menyampaikan hal-hal yang terkait dengan pembentukan citra TNI. Menurutnya, ada beberapa  prinsip dasar yang dapat dilaksanakan oleh para pejabat penerangan alat ketahanan negara itu.

Pertama, melalui branding objective tentang bagaimana reputasi satuan TNI sekarang dan bagaimana potential capacity satuan TNI yang dimiliki.


Kedua, lanjut Silih adalah menciptakan content terkini dan benefit yang diberikan kepada publik, serta bagaimana  membuat brand value TNI menjadi mudah dicerna oleh publik.

Ketiga, bagaimana membangun context TNI dikaitkan dengan situasi terkini melalui perspektif orang ketiga dan publik sasaran.

Keempat, channel yaitu platform channel apakah yang digunakan untuk membangun brand TNI, apakah menggunakan media Twitter, Facebook, YouTube dan lain sebagainya. (jps/eks)

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment