Monday, February 24, 2020

Ma'ruf Amin: Indonesia Kaya, Tapi Inovasi Iptek Tertinggal

Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyoroti kekayaan alam Indonesia yang berlimpah namun tak seiring dengan tumbuhnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dalam berinovasi untuk menghasilkan nilai tambah bagi produk tertentu.

Ma'ruf menyatakan persoalan tersebut lantas berdampak pada nilai tambah yang dihasilkan Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan negara-negara lain akibat minimnya inovasi menggunakan Iptek.

Ma'ruf mengutarakan hal tersebut kala memberi sambutan di acara pembukaan Rapat Kerja BPPT tahun 2020 di Jakarta, Senin (24/2).

"Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam. Namun, karena kurangnya penguasaan iptek dalam berinovasi, maka nilai tambah yang dihasilkan masih rendah, masih kalah dengan negara-negara maju," kata Ma'ruf.


Lebih lanjut, Ma'ruf menjelaskan bahwa saat ini perkembangan Iptek berkembang begitu pesat. Tak sampai menunggu lama, kata dia, inovasi-inovasi baru terus bermunculan karena perkembangan Iptek.

Inovasi itu, lanjut Ma'ruf, memiliki urgensi untuk melakukan efisiensi dan efektifitas di setiap sektor industri, baik produksi, jasa dan informasi.

"Inovasi inilah yang akan menambah nilai tambah dari suatu produk yang akan berdampak pada perekonomian bangsa," tegasnya.  

Melihat hal itu, Ma'ruf berkeinginan agar Indonesia dapat meningkatkan sumber daya Iptek untuk meningkatkan nilai tambah dari kekayaan alam yang dimiliki Indonesia.
Untuk membangun inovasi dan daya saing, kata dia, diperlukan peran dari dunia industri, pemerintah dan akademisi.

"Saat ini peran dari ketiganya tersebut masih lemah sehingga inovasi dan daya saing Indonesia tertinggal dari negara lain," kata dia.


Ma'ruf turut meminta agar BPPT bisa diandalkan untuk melakukan pengkajian dan penerapan Iptek dan inovasi. Hal itu bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

"Salah satu tolak ukur keberhasilan BPPT adalah terpakainya inovasi teknologi oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, memerlukan mitra untuk hilirisasi inovasi teknologi tersebut dan pentingnya mitra," kata Ma'ruf.

[Gambas:Video CNN]

Diketahui, Indonesia menempati peringkat ke-85 dalam Indeks Inovasi Global (GII) tahun 2019. Peringkat itu lebih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara seperti Singapura menempati peringkat 8 dan Malaysia di peringkat 35.

IIG sendiri menilai 129 negara berdasarkan 80 indikator, mulai dari penghitungan tradisional seperti investasi penelitian dan pengembangan, serta hak paten internasional dan indikasi lainnya seperti pengembangan aplikasi mobile dan ekspor produk teknologi tinggi.

(rzr/DAL)

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment