Wednesday, January 1, 2020

Dilema Mobil Hadapi Banjir, Putar Balik atau Terabas Berisiko

Jakarta, CNN Indonesia -- Kendati sehari sudah berlalu dan hujan mulai reda sejak hujan pada malam pergantian tahun, masih banyak titik banjir yang belum surut di Jakarta pada Kamis (2/1). Pengemudi kendaraan direkomendasikan tetap hati-hati dan memahami batas maksimal kendaraan sanggup melintasi banjir atau genangan air.

Saat menghadapi banjir di jalanan, pengemudi sebenarnya punya pilihan putar balik atau cari jalan lain. Meski begitu keduanya punya risiko masing-masing seperti bisa jadi tidak mungkin dilakukan, berpotensi macet, atau bikin perjalanan makin jauh.


Dilema Hadapi Banjir, Terabas atau Putar Balik Punya RisikoIlustrasi banjir Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Dilema keputusan bisa jadi malah berujung opsi lain, yaitu menerjang banjir. Hal itu sebenarnya bisa dilakukan namun ada batas toleransinya, bila kelewat batas kendaraan bisa mogok dan menimbulkan risiko lebih besar seperti perbaikan mahal dan sulit dijual jadi mobil bekas.

Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan mobil pada dasarnya tidak boleh melewati banjir. Pemahaman yang tepat menurut dia yakni mobil hanya boleh melalui genangan namun dengan batas ketinggian air tertentu.

Sony mengatakan batas aman ketinggian genangan air yang dianjurkan yakni 30 cm atau kira-kira setengah dari tinggi roda.

"Pertanyannya boleh tidak sih mobil nerobos banjir? Ya bukan banjir, tapi genangan yang boleh. Kalau genangan air itu setengah dari tinggi ban. Itu ideal. Kalau lebih tidak dianjurkan lewat," kata Sony melalui sambungan telepon, Kamis (2/1).

Dilema Hadapi Banjir, Terabas atau Putar Balik Punya RisikoPetugas mengatur kendaraan yang melintasi genangan air ketika banjir merendam jalan Tol Cikampek di sekitar Jati Bening, Bekasi, Rabu (01/01/2020). (ANTARA FOTO/Saptono)
Cara Cek Ketinggian Banjir

Menurut Sony pengemudi tidak boleh sembarang membuntuti mobil di depannya yang mencoba melintasi banjir. Pengemudi lebih baik berhenti lebih dulu untuk mengamati kondisi di sekitar dan memperhatikan ketinggian air saat dilintasi mobil lain.

"Jadi pas ketemu banjir. Pengemudi harus berhenti dulu. Kemudian lihat sekelilingnya. Lihat apa mobil di depan bisa terabas atau tidak," kata dia

"Sebagian pengemudi ini kan banyak yang malah mikir terabas saja, toh di depan sekian meter bakal dangkal. Padahal makin dalam. Bahkan di TV itu ada yang sampai terseret, itu tidak mikirin arus dan segalanya," ucap Sony kemudian.


[Gambas:Video CNN]
Pertimbangkan ECU

Sony mengatakan batas genangan 30 cm sudah memperhitungkan potensi banjir merendam ECU (Electronic Control Unit). Selain itu juga sudah mempertimbangkan air intake yang kemungkinan jadi jalur masuk air ke mesin penyebab water hammer.

"Yang harus diperhatikan air intake ketinggian berapa dan ada dimana posisinya. Karena ada beberapa mobil yang posisi air intake menghadap ke bawah, ada sejajar dengan tinggi lampu utama, ada yang posisinya masuk ke dalam dinding sepatbor," kata dia. (ryh/fea)

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment