Mumi Nesyamun mengeluarkan suara "ah" dan "eh" dan dua kata yaitu "bad" (buruk) dan "bed" (tempat tidur).
Dilansir Independent, ilmuwan bergantung dengan sejumlah teknologi untuk kembali menghidupkan suara mumi itu. Mereka membuat ulang saluran vokal mumi itu menggunakan pemindai medis, printer 3D, dan laring elektronik. Tiga cara ini membuat mereka bisa menirukan suara dari mumi tersebut.
Pemindai CT scan menggunakan sinar X akan memetakan gambaran laring atau saluran vokal mumi. Pemetaan laring mumi ini punya tingkat keberhasilan lebih baik. Sebab, proses pemumian berhasil menjaga ketahanan bagian tisu halus dari saluran vokal Nesyamun, seperti dikutip Nature.
Setelah saluran ini terpetakan, maka hasilnya akan dicetak menggunakan printer 3D. Hasil cetakan laring mumi ini lantas menjadikannya laring elektronik yang digunakan untuk menyintetis suara.
Peneliti pun berhasil menirukan bagaimana kemungkinan mumi itu berbicara semasa hidupnya. Namun, bunyi "eerie" yang telah dipublikasikan kemungkinan tidak memberikan gambaran yang tepat tentang bahasa asli pendeta tersebut.
[Gambas:Video CNN]
Pasalnya, para peneliti belum berhasil menirukan bagian lidah pendeta itu. Bagian halus ini sudah kehilangan sebagian besar jaringannya setelah tubuhnya diawetkan selama tiga milenial (1 milenial=seribu tahun).
"Kami telah berhasil membuat suara yang dapat didengar, tetapi kami tidak mengharapkan dapat mendengarkan suara yang lengkap mengingat keadaan lidahnya," kata David M. Howard dari Royal Holloway College London, dikutip AP.
Selain itu, model laring saja tidak cukup untuk menirukan seluruh kata atau kalimat yang ia pernah ucapkan. Sebab, kemampuan untuk menirukan hal tersebut membutuhkan kemampuan untuk memperhitungkan keluaran audio dari saluran vokal Nesyamun. Tapi, bentuk salura vokal mumi ini pun sudah berubah bentuknya.
"Tapi hal itu tengah kami kerjakan, mungkin suatu hari nanti akan terjadi," sambungnya.
Saat Nesyamun mulai mengeluarkan suara, Howard menggunakan pengeras suara yang sudah disematkan aliran suara 3D. Lalu, dia menghubungkan pengeras suara itu ke komputer untuk membentuk gelombang elektronik.
Selain itu, Howard dan tim berencana akan memodifikasi perangkat lunak komputer yang dipakai untuk mentransmisikan suara dari saluran suara 3D, untuk memperkirakan berapa ukuran dan pergerakan lidah serta posisi rahang Nesyamun.
Para ilmuwan di balik penelitian ini mencatat bahwa suara Nesyamun akan menjadi bagian integral dari hidupnya. Selain menjadi seorang pendeta, Nesyamun juga merupakan seorang juru bicara selama masa pemerintahan Firaun Ramses XI. (din/eks)
No comments:
Post a Comment