Menurut Ardy, dompet digital yang saat ini banyak dipakai sudah dilengkapi dengan sistem perlindungan keamanan berlapis seperti password dan kode One-Time Password (OTP).
"Justru lebih aman. Karena kalau terkena penipuan dapat di-trace log atau catatan transaksinya sehingga akan mempermudah proses penyidikan dan forensik digitalnya. Namun yang terkena adalah uang tunai maka akan lebih sulit dilacak siapa pelaku penipuannya," ujar Ardy melalui keterangannya, Senin (30/12).
Ardy melanjutkan, justru yang sering terjadi sebenarnya bukan peretasan aplikasi, tapi penipu memanipulasi korban untuk memberikan kode OTP dengan berbagai cara.Kode OTP atau One-Time Password adalah kode verifikasi atau kata sandi sekali pakai yang terdiri atas 6 digit karakter unik dan rahasia. Kode OTP atau kata sandi yang seringkali berupa serangkaian angka itu umumnya dikirimkan melalui SMS, e-mail, atau telepon.
"Dengan memberikan OTP ke orang sama dengan memberikan dengan sukarela kunci gembok kita ke penipu. Penipu memanfaatkan ketidaktahuan pengguna untuk memperdaya korban. Modus ini dikenal sebagai social engineering," ujarnya.
Penipuan bermodus social engineering bukanlah hal baru, misalnya kasus "mama minta pulsa", undian berhadiah yang mencatut nama perusahaan besar yang dilakukan melalui fitur SMS. Hal ini dapat terjadi di semua industri, terlepas teknologi dan aplikasi apa pun yang digunakan.
"Penipuan social engineering tidak hanya terjadi pada penyelenggara atau aplikator tertentu. Saya kira banyak perusahaan besar yang namanya sering disalahgunakan untuk penipuan, misalnya, dari industri perbankan, teknologi hingga Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Yang jelas tidak ada perusahaan mana pun yang ingin bertaruh dengan reputasinya, terkait dengan industri jasa yang memerlukan kepercayaan tinggi dari masyarakat."
Untuk itu, Ardy mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya terutama di masa liburan agar tidak lengah atau tergiur iming-iming hadiah besar.
"Terakhir, sangat penting bagi para masyarakat dan pengguna aplikator daring untuk tidak lengah dan tidak mudah percaya jika ada yang mengaku-ngaku dari perusahaan besar," ujarnya. (fef)
No comments:
Post a Comment