PROKAL.CO, BALIKPAPAN – Perhelatan Indonesian Show Car (ISC) berakhir Minggu (25/3) malam tadi. Ajang modifikasi terbesar di Kaltim ini digeber sejak Sabtu (24/3) lalu. Puluhan komunitas ambil bagian. Sebanyak 70 mobil dan motor gede (moge) ditampilkan di area indoor dan outdoor Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome itu.
Puluhan mobil yang ditampilkan mengusung gaya berbeda. Dari yang modern maupun ekstrem. Para kolektor ataupun peserta merogoh kocek demi menunjang penampilan si roda empat kesayangan mereka. Misalnya saja, Nissan Silvia S-15 mobil keluaran 2002 ini dibeli Muhammad Rahman dengan harga Rp 750 juta. Dibeli dari seorang kolektor di Jakarta pada Oktober 2014 lalu.
Dalam modifikasi, setidaknya alumnus University of Canberra Australia ini menghabiskan bujet hingga Rp 500 juta, yang diperuntukkan bagian interior maupun mesin mobil. Tak sekadar disimpan, dalam keseharian mobil ini pun selalu mengantarkan ke mana pun ia pergi. Dia mengatakan di Indonesia baru dua orang saja yang terbukti memiliki dua dokumen sah kepemilikan mobil pabrikan Jepang.
“Nissan Silvia S-15 memang kian langka, dan itu yang membuat saya tertarik untuk memilikinya,” ujar pria 25 tahun ini.
Adapun Tanting Ngo, pemilik salah satu bengkel di Samarinda ini memang doyan menyulap aneka mobil, termasuk mobil kesayangannya yang berjenis Toyota Agya. Pada pintu utama dan samping dibuat berbeda, diubah menjadi gullwing dan pintu camar. Untuk satu pintu ia menghabiskan bujet Rp 2,5 juta dan Rp 60 juta untuk interior.
Kesan unik dan mewah juga terlihat pada bagian interior, dengan menggunakan kulit Murano pada bagian jok yang memberikan kesan mewah. Dipadukan sound system dengan pilihan audio Celo dan Venom, dilengkapi mini bar set mini DJ. Kelengkapan sistem tersebut kebanyakan dari brand Jepang. “Bila dijual harga mobil mencapai Rp 400 juta. Harga tersebut terus menanjak, seiring dengan modifikasi yang diberikan pada mobil,” ucap Tanting.
Panitia acara, Parlinto mengatakan, dalam setahun ini ditarget ada 2 sampai 3 event bakal digelar. Dengan begitu masyarakat dapat semakin terbiasa serta menikmati acara. Mengingat tidak sedikit jumlah pencinta modifikasi di Kaltim. Itulah mengapa ISC diharapkan dapat kembali digelar pada pertengahan ataupun akhir tahun ini.
“Modifikasi bukan sekadar soal menghabiskan uang, tapi juga seni dan kreativitas,” ucapnya. (*/lil/one/k18)
Baca Dong disini
No comments:
Post a Comment