NaikMotor – Modifikasi harus bisa menunjang hobi, bukan sebaliknya. Itulah yang dipegang Ismed Novendi soal ubahan skuter Bajaj Deluxe miliknya. Semua detail dipikirkan, mulai dari penampilan hingga aksesori yang menempel dibuat sefungsional mungkin.
“Intinya saya mau motor yang fungsional dan bisa dibawa jauh. Jadi arah modifikasinya supaya motor senyaman mungkin buat dibawa jalan,” buka Ismed yang juga anggota Scooter Fan’s Club (SFC) Padang.
Karena jiwanya gearhead, Ismed dibantu bengkel memodifikasi motornya sendiri. Ubahan pertama memperkuat bodi. List standar yang terdapat di sekeliling bodi mulai dari list deck sampai panel sisi digusur dan diganti dengan pipa tubular ukuran 3 cm.
Dari panel sisi, pipa langsung menyambung melingkari tepong. Pipa tersebut juga dibuat sebagai rak depan untuk menaruh barang. Singkat kata, Ismed membuatkan ‘sarang burung’ di skuternya supaya kuat jika terjatuh atau ada hal lain.
“Biar aman, kalau kesenggol atau jatuh. Pipa ini juga jadi pegangan buat tempat aksesori. Karena buat jalan jauh biasanya banyak bawaan. Jadi sekalian buat naro barang-barang. Setang kita buat lebih lebar biar nyaman, dan lampu depan pindah ke fender,” imbuhnya.
Usai urusan bodi sekarang tinggal naik cat. Bajaj Deluxe dilabur green olive khas tentara AS era perang Vietnam. Biar makin sangar berbagai perlengkapan militer ikut disematkan mulai selongsong bazooka, kotak amunisi, sekop lipat dan lain-lain.
“Terus saya kasih bintang khasnya dia. Aksesorinya bukan cuma pajangan tapi kepakai. Kaya bazooka ini buat tempat nyimpen oli samping. Saya pakai 4 buah bazooka. Terus kotak amunisi buat perkakas dll, mulai busi sampai beras, nisting dan ransum,” katanya.
“Kalau buat naro bensin saya tetap pakai dirijen, soalnya bahannya plastik dan muatnya banyak. Kalau biaya modif, belinya Rp 600 ribu di Padang tapi abisnya sekitar Rp 6 juta. Plus mesin baru Excel 150 tahun 1997 yang saya pake buat touring,” pungkasnya.
Ismed merupakan salah satu dari tiga skuteris SFC yang sedang touring dari Padang-Flores-Padang bertajuk SFC Padang Raun Sabalik 2017. Ismed bersama Bobi Candra dan Eko Nofriadi ingin mengenal budaya daerah Nusantara sambil menikmati keindahan alam Indonesia.
Selain itu mereka mencoba bersilaturahmi dengan skuteris Vespa di daerah yang disinggahi. SFC Padang Raun Sabalik 2017 dimulai sejak 26 November 2017 dan telah menyelesaikan perjalanannya sampai tiba di Padang pada 28 Januari 2018.(Agl/nm)
Baca Dong disini
No comments:
Post a Comment