Sebab, puncak hujan meteor ini diperkirakan bakal terjadi pada pukul 03.00 WIB hingga sebelum Matahari terbit.
Momen hujan meteor ini terjadi ketika Bumi melewati jejak lintasan Komet Halley yang berisi batuan dan es. Jejak ekor komet itu sebagian masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar, sehingga menyebabkan hujan meteor.
Peristiwa terbakarnya jejak ekor Komet Halley ini terjadi dua kali. Pada bulan Mei dinamakan hujan meteor Eta Aquarids dan disebut Orionids jika terjadi pada Oktober.
Berikut sejumlah fakta terkait dengan Eta Aquarids.
Puncak hujan meteor di Indonesia pada Rabu dini hari
Di Jakarta, hujan meteor ini diperkirakan bisa dilihat pada Rabu (6/5) dini hari sekitar pukul 01:29 WIB tiap malam. Hal ini dikonfirmasi oleh Peneliti LAPAN Rhorom Priyatikanto.
"Menurut International Meteor Organization, Eta Aquarids tidak punya puncak yang tajam. Biasanya sekitar tanggal 6-7 Mei dengan kisaran seminggu," jelas Peneliti LAPAN Rhorom Priyatikanto saat dihubungi lewat pesan teks, Selasa (5/5).
Lokasi hujan meteor ini ada disekitar horizon timur. Hujan meteor masih bisa disaksikan hingga fajar menjelang sekitar pukul 05:34 WIB.
Mengutip In The Sky, waktu terbaik untuk melihat puncak hujan meteor ini di Indonesia pada Rabu dini hari (6/5) pukul 03:00 WIB, bertepatan dengan saat sahur hingga sebelum matahari terbit.
Di Jakarta, diperkirakan pada puncak hujan meteor pengamat bisa menyaksikan 34 meteor per jam. Lokasi pemantauan terbaik di tempat tanpa polusi cahaya. Kondisi itu tampaknya banyak ditemukan saat ini mengingat mayoritas membatasi aktivitas di luar rumah yang membuat polusi menurun.
Dapat dilihat dengan mata telanjang
Hujan meteor ini bisa disaksikan dengan mata telanjang asal kondisi sekitar pengamat tak ada pilusi cahaya. (dok. NASA)
|
Melansir Fast Company, hujan meteor Eta Aquaridis dari debu komet Halley ini bisa disaksikan tanpa alat bantu teleskop. NASA mengatakan masyarakat hanya cukup beradaptasi dengan kegelapan langit selama 30-45 menit untuk menangkap momen hujan meteor itu.
"Berikan mata Anda 30 hingga 45 menit untuk beradaptasi dengan gelap dan pandang langit seluas mungkin dengan berbaring," ujar Kepala NASA Meteoroid Environment, Bill Cooke.
Terjadi setiap tahun
Melansir NASA, puncak Eta Aquarids terjadi selama awal Mei setiap tahun. Meteor Eta Aquarid dikenal karena guyuran yang sangat cepat, sekitar 148.000 mil per jam. Ini setara dengan 66 kilometer per detik atau 238.182 kilometer per jam di atmosfer Bumi.
Kecepatan laju meteor itu dapat meninggalkan "garis" cahaya berkilauan (serpihan puing-puing di belakang meteor) yang berlangsung selama beberapa detik hingga menit. Secara umum, 30 Eta Aquarid meteor dapat dilihat per jam selama puncaknya.
Aktif sejak 19 April hingga 28 Mei
Hujan meteor Eta Aquiridis sendiri dimulai sejak 19 April lalu hingga 28 Mei mendatang. Namun, banyaknya meteor yang jatuh mungkin tak akan sebanyak saat puncak.
Dapat dilihat di belahan utara dan selatan
Eta Aquarids dapat dilihat di belahan utara dan selatan pada hini hari hingga menjelang pagi. Dibandingkan belahan bumi selatan, hujan meteor di belahan bumi utara hanya 10 meteor perjam. Hal itu terjadi karena pancaran dari garis lintang yang berbeda.
Rasi bintang Aquarius, rumah bagi pancaran Eta Aquarids lebih tinggi di langit Belahan Bumi Selatan daripada di Belahan Bumi Utara.
Dari komet 1P/ Halley
Eta Aquarids berasal dari komet 1P / Halley. Setiap kali Halley kembali melintasi tata surya, inti komet melepaskan lapisan es dan batu ke ruang angkasa.
Komet Halley membutuhkan waktu sekitar 76 tahun untuk mengorbit matahari satu kali. Terakhir kali komet Halley dilihat oleh pengamat biasa adalah pada tahun 1986. Komet Halley tidak akan memasuki tata surya bagian dalam lagi sampai 2061.
Komet Halley yang melintas dekat Bumi tiap 76 tahun sekali Terakhir melintas pada 1986, sehingga diperkirakan akan terlihat lagi dari Bumi pada 2062. (NASA)
|
Berasal dari partikel komet dan asteroid
Meteor Eta Aquarid berasal dari sisa partikel komet dan asteroid yang pecah. Ketika komet mengelilingi matahari, mereka meninggalkan jejak berdebu di belakang mereka.
Setiap tahun, Bumi melewati jejak puing-puing tersebut, yang memungkinkan serpihan-serpihan itu bertabrakan dengan atmosfir bumi di mana serpihan-serpihan itu hancur untuk menciptakan garis-garis berapi dan berwarna-warni di langit.
Butir debu akhirnya menjadi Eta Aquarids pada Mei dan Orionid pada Oktober jika bertabrakan dengan atmosfer Bumi.
Konstelasi Aquarius
Eta Aquarids berasal dari konstelasi Aquarius. Salah satu bintang paling terang di dalam Aquarius disebut Eta Aquarii dan meteor-meteor itu muncul dari area rasi bintang ini. Eta Aquarii adalah salah satu dari empat bintang yang membentuk bagian atas "water jar".
NASA mengatakan rasi bintang yang disebut hujan meteor hanya berfungsi untuk membantu dalam menentukan hujan meteor yang disaksikan pada malam tertentu. Konstelasi bukan sumber meteor. (jps/eks)
No comments:
Post a Comment