Saturday, May 9, 2020

LAPAN Sebut PBB dan AS Sudah Bersiap Tangkal Asteroid Besar

Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Abdul Rachman menyebut dunia internasional sudah bersiap terkait dengan ancaman benturan asteroid ke Bumi.

PBB, menurut dia, sudah membentuk jaringan atau organisasi dunia yang khusus untuk mengantisipasi meteor besar atau benda antariksa lainnya jatuh ke Bumi.

"Tapi memang ada juga yang tidak bisa kita ketahui karena masih ada keterbatasan," ujar dia, dikutip dari Antara, Sabtu (9/5).


Hal ini dikatakannya terkait potensi ancaman asteroid jatuh ke Bumi dan mengakibatkan bencana. Abdul Rachman mengatakan pemantauan terhadap potensi itu bisa dilihat dari orbit atau lintasan asteroid.

"Tidak semua memotong orbit Bumi memang, tapi yang lain bisa memotong. Intinya bisa dekat dengan orbit Bumi, jadi kalau sedikit saja orbit Bumi berubah itu berbahaya," ujar dia.

Populasi asteroid di dekat Bumi cukup banyak. Saat ini, menurut dia, ada sekitar 2.000 asteroid atau sekitar 9 persen dari sekitar 20 ribu benda antariksa alami dekat dengan Bumi dan masuk dalam daftar asteroid berbahaya (PHAs).

Infografis Asteroid RaksasaFoto: CNN Indonesia/Laudy Gracivia
Menurut dia, sebagian besar benda langit di dekat Bumi tersebut memang berasal dari sabuk asteroid. Itu terjadi karena ada gangguan gravitasi dari planet-planet besar seperti Jupiter, sehingga ada perubahan orbit dan akhirnya masuk dekat orbit Bumi.

"Itu bukan asteroid saja, komet juga seperti itu. Karena itu semakin penting melakukan pengamatan secara continue. Sekali lagi itu tugas dunia internasional," ujar dia.

Karenanya, menurut Abdul, AS memasang target untuk dapat mendeteksi 90 persen asteroid berukuran besar.

Diketahui, para ilmuwan membuat perkiraan waktu dan jenis asteroid yang memiliki kemungkinan bertabrakan dengan Bumi. Misalnya, mereka memperkirakan asteroid dengan energi setara bom atom Hiroshima dapat bertabrakan dengan Bumi dalam kurun waktu tahunan.

Untuknya, kata Abdul, Bumi diselimuti oleh atmosfer. "Kita bisa belajar [dari] tumbukan yang terjadi di Bulan yang tidak memiliki atmosfer dan menciptakan banyak kawah di permukaannya," tandas dia.

(Antara/arh)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment