Monday, May 4, 2020

3 Penumpang Positif, Ahli Peringatkan Penularan Corona di KRL

Jakarta, CNN Indonesia -- Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman mengimbau pemerintah Indonesia untuk mengetatkan peraturan penggunaan Kereta Rel Listrik (KRL) selama pandemi virus corona Covid-19 (SARS-CoV-2). Menurutnya, KRL sebagai transportasi yang banyak digunakan masyarakat bisa memudahkan penyebaran virus.

"Penularan dari transportasi publik yang padat tentu sangat memudahkan penyebaran virus dan ini berdampak eksponensial," ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com, Senin (5/4).

Dicky menuturkan ada berbagai cara untuk mengetatkan penggunaan KRL selama pandemi. Misalnya, dia mengatakan KRL harus terus rutin dibersihkan dengan cairan disinfektan. Selain itu, dia mengatakan semua penumpang wajib menggunakan masker dan berdiri di posisi yang telah ditentukan.


Khusus untuk KRL, dia menyarankan  pemerintah  menerapkan aturan pembatasan penumpang sangat ketat per gerbong, idealnya dalam gerbong maksimal 40 sampai 50 orang. Jumlah petugas untuk juga perlu ditambah untuk meningkatkan pengawasan.

"Di banyak negara maju dan berkembang transportasi publik tetap berfungsi namun melakukan pengetatan dan pembatasan jumlah serta jarak," ujarnya.


Di sisi lain, Dicky enggan menyarankan pemerintah untuk menghentikan operasional KRL akibat ditemukannya kasus positif corona. Dia berkata penghentian operasional KRL bisa berdampak negatif terhadap masyarakat yang masih bekerja di kantor selama pandemi.

"Ini pilihan berat sekali karena ada konsekuensi yang harus dilakukan, seperti perkantoran atau tempat kerjanya diliburkan. Kelemahan di kita kan dalam penegakan aturan, itu sebabnya sangat penting kombinasi intervensi yang memperhitungkan pola pergerakan manusia seputar Jakarta," ujar Dicky.

Dicky mengapresiasi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang telah melaporkan kepada publik bahwa ada 3 kasus positif atau sekitar 1 persen dari 325 penumpang KRL tujuan Bogor-Jakarta yang di-sampling dengan test swab Polymerase chain reaction (PCR).

Selain bermanfaat, dia berkata data tersebut sangat bermanfaat untuk melihat pola epidemiologi.


Berdasarkan temuan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, dia berkata SARS-CoV-2 dari penderita dapat menjangkau hingga jarak 13 kaki (sekitar 6 meter). Bila dalam situasi ruangan berdesakan seperti di KRL, dia memperkirakan satu penderita berpotensi menularkan virus pada 20-36 orang penumpang.

"Yang jelas dengan 1 persen positif ini kita secara kasar bisa prediksi per hari mobilitas penumpang KRL yang OTG dengan data 220.000 penumpang per hari saat ini adalah 2.200 orang. Itu banyak sekali potensi penularannya," ujarnya.

Lebih dari itu, dia mengingatkan pemerintah DKI Jakarta dan Bogor untuk mengantisipasi potensi kasus asymptomatis dan symptomatis akibat terjadinya penularan beberapa waktu sebelumnya di KRL.

(jps/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment