"Saat ini sedang diupayakan agar pendekatan dengan ozon tadi bisa mensterilkan APD yang baru dipakai, misalkan baju hazmat yang baru dipakai, sehingga barangkali Kementerian Kesehatan bisa memberikan relaksasi, yaitu alat APD yang baru steril dengan ozon tadi itu bisa digunakan lagi," kata Bambang mengutip Antara, Kamis (23/4).
Bambang mengatakan dengan memanfaatkan ozon chamber yang dikembangkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu, diharapkan APD yang telah dipakai tenaga medis bisa dibersihkan dari kuman dan steril, sehingga bisa dipakai kembali saat melakukan penanganan COVID-19.
Saat ini, kebutuhan akan APD sangat tinggi selama penanganan COVID-19 untuk melindungi tenaga medis dari keterpaparan virus penyebab COVID-19 saat berinteraksi dengan pasien. Namun, hingga sekarang APD tersebut hanya bisa sekali pakai yang akan langsung diamankan sebagai sampah medis.
Bambang menuturkan jika APD tersebut tidak bisa dipakai kembali, kebutuhan akan APD luar biasa besar sehingga dikhawatirkan ketergantungan terhadap impor makin besar.
"Kalau kita masih banyak bergantung pada impor, meskipun sudah memproduksi sendiri dikhawatirkan ada kekurangan sana sini yang tentunya akan sangat membahayakan bagi ibu dan bapak tenaga kesehatan yang langsung berinteraksi dengan pasien," ujar Bambang.
Bersama dengan Institut Teknologi Bandung, LIPI mengembangkan disinfektan berbahan ozon nano bubble water. Dengan menggunakan nano bubble water, disinfektan tersebut tidak memakai bahan kimia apapun sehingga diklaim aman bagi kulit.
Sebelumnya Bambang mengatakan pada Mei 2020 ditargetkan sudah dilakukan produksi awal 200 ventilator portabel yang bermanfaat untuk penanganan pasien virus corona COVID-19 di rumah sakit.
"Jadi harapannya bulan Mei kita sudah bisa paling tidak memproduksi awal 200," kata Menristek Bambang mengutip Antara, Kamis (23/4).
Bambang menuturkan pada pekan ini diharapkan uji terakhir terhadap ventilator portabel oleh Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kementerian Kesehatan (BFPK Kemkes) sudah selesai.
Hingga saat ini, ada empat ventilator portabel yang sedang diuji oleh BFPK Kemkes untuk uji ketahanan (endurance). Empat ventilator itu masing-masing didesain oleh Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, swasta dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
BPPT sudah mendapatkan dua mitra industri untuk produksi ventilator portabel itu. Begitu uji ketahanan ventilator selesai di BFPK Kemenkes pada pekan ini, maka bisa segera dilakukan produksi dengan kapasitas 100 unit per pekan per pabrik atau mitra industri
No comments:
Post a Comment