Thursday, April 2, 2020

Pabrik Otomotif RI Tutup Efek Corona, Pekerja Tetap Gajian

Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan sejumlah produsen otomotif menutup pabriknya sementara dari segala kegiatan produksi di Indonesia dipastikan tidak mengganggu pendapatan pekerja yang terdampak. Serikat pekerja otomotif menyebut gaji bulanan tetap diberikan penuh oleh perusahaan.

"Sampai saat ini memang di kelompok industri otomotif tidak ada yang pengurangan upah," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen Heriyanto saat dihubungi, Kamis (2/4).

Sejauh ini sudah tiga produsen yang memutuskan segera menghentikan produksi di pabrik pada bulan ini, yaitu Honda mobil, Suzuki, dan Yamaha. Produksi ditangguhkan selama dua pekan sebagai dampak dari meluasnya wabah virus corona (Covid-19) di dunia dan Indonesia.

Selain menghentikan produksi, beberapa produsen lain juga mulai mengurangi aktivitas pabrik sehingga produksi berkurang. Salah satunya adalah Daihatsu memangkas jam kerja pegawainya menjadi hanya satu shift.

Selain Daihatsu, Toyota juga sudah mengurangi produksi untuk menyesuaikan permintaan kendaraan yang terus menyusut.

Menurut Heriyanto akibat penyesuaian produsen para pekerja hanya akan kehilangan pendapatan harian seperti uang transport. Meski begitu dia belum dapat memastikan upah pekerja bakal terus normal jika penangguhan produksi diperpanjang.

"Gaji tetap penuh, paling uang transport karena kan mereka tidak berangkat kerja. Tapi saya tidak tau ke depan," kata dia.

Business Innovation and Marketing and Sales Director Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy sebelumnya mengatakan keputusan perusahaan tidak mempengaruhi gaji karyawan. Seluruh karyawan yang terdampak pada keputusan itu akan tetap mendapat gaji secara penuh.

Honda menghentikan produksinya sementara di pabrik Karawang, Jawa Barat mulai 13 April 2020 selama 14 hari. Dari pabrik itu Honda menghasilkan Mobilio, Brio, hingga BR-V.

"Tidak ada dampak untuk gaji karyawan," kata Yusak.

[Gambas:Video CNN]

(ryh/fea)

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment