Menhan Prabowo Subianto menyebut drone tersebut akan digunakan TNI AL untuk meningkatkan kemampuan Intelligence, Surveillance and Reconnaissance (ISR) maritim guna memperkuat pertahanan negara.
Drone ini merupakan pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/ UAV). Hibah 14 drone ini memiliki nilai US$28,3 juta atau sekitar Rp58 miliar.
Drone ScanEagle memiliki bentang sayap 3,11 meter dengan panjang 1,55 meter hingga 1,71 meter.
Drone memiliki berat lepas landas maksimum atau maximum takeoff weight (MTOW) sebesar 22 kilogram ini. Drone memiliki berat bersih 14 kilogram hingga 18 kilogram.
Kecepatan terbang jelajah ScanEagle berada di kisaran 92 km/ jam hingga 111 km/jam dan kecepatan maksimum 148 km/jam.
Batas ketinggian terbang mencapai 5.950 meter. ScanEagle sanggup berada di udara dengan lama terbang (endurance) lebih dari 24 jam.
Drone ScanEagle dapat beroperasi di atas 15 ribu kaki (4.572 meter) dan berkeliaran di medan perang untuk misi yang diperpanjang hingga 20 jam.
Drone juga dibekali dengan high-resolution electro-optic (EO) atau infrared (IR) camera hingga kamera termal.
Spesifikasi | Drone ScanEagle Insitu |
Manufacturer | Insitu (Anak Perusahaan Boeing) |
Mesin | 1 × 2-stroke 3W piston engine, 1.5 hp (1.12 kW) gasoline or heavy fuel (JP-5 or JP-8) |
Airframe | Length: 5.1-5.6 ft (1.55-1.71 m) |
Bentang Sayap | 10.2 ft / 3.11 m |
Berat | * Empty structure weight: 30.9-39.68 lb / 14-18 kg * Max takeoff weight: 48.5 lb / 22 kg |
Jarak | 2,200 km |
Ketinggian Maksimal | 19,50 ft / 5,950 m |
Kecepatan Maksimal | * Max horizontal speed: 80 knots / 41 m/s * Cruise speed: 50-60 knots / 25.7-30.9 m/s |
Fitur | * high-resolution electro-optic (EO) * infrared (IR) camera * Navigation: autonomous GPS * Launch: pneumatic catapult * Recovery: SkyHook® wing tip capture |
No comments:
Post a Comment