Monday, March 2, 2020

NASA: Polusi di China Turun Drastis Usai Virus Corona Merebak

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan kadar polusi udara di China menurun drastis pasca mewabahnya virus corona alias Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China, pada Desember 2019.

Melansir New Atlas, data yang dikumpulkan oleh NASA Aura dan satelit ESA's Tropospheric Monitoring Instrument memperlihatkan bahwa konsentrasi nitrogen dioksida di berbagai wilayah di China.

Penurunan terjadi sejak awal tahun 2020 atau sebelum dan sesudah China melakukan karantina terhadap warganya yang terjangkit Covid-19. Situasi itu membuat kegiatan ekonomi di China mengalami pelambatan.

Nitrogen dioksida adalah produk sampingan dari pembakaran bahan bakar fosil, baik itu batubara, minyak, gas atau diesel, dan dapat timbul dari mobil, truk, bus atau pembangkit listrik, bersama dengan fasilitas industri lainnya.
Dari aspek kesehatan, polusi nitrogen dioksida dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan infeksi. Sedangkan ketika bercampur dengan bahan kimia lain di atmosfer bisa menghasilkan hujan asam dan kontaminasi di perairan pantai.

"Ini adalah pertama kalinya saya melihat penurunan dramatis atas area luas untuk hal tertentu," ujar Fei Liu, peneliti kualitas udara di Goddard Space Flight Center NASA.

Liu membeberkan Pengurangan polusi nitrogen dioksida yang drastis ini dimulai di dekat Wuhan, ketika pihak berwenang mulai menutup transportasi masuk dan keluar kota tersebut. Perusahaan di kawasan itu juga menghentikan operasi guna mencegah meluasnya penyebaran virus.

[Gambas:Video CNN]

Pengurangan polusi kemudian menyebar karena karantina lainnya didirikan di seluruh negeri dan langkah-langkah serupa diterapkan.

Faktor lain dalam penurunan polusi di China adalah pengurangan tahunan polusi nitrogen dioksida yang berasal dari perayaan Tahun Baru Imlek China, di mana banyak bisnis dan pabrik tutup dari minggu terakhir Januari hingga awal Februari.

"Tahun ini, tingkat pengurangan lebih signifikan daripada tahun-tahun sebelumnya dan itu berlangsung lebih lama. Saya tidak terkejut karena banyak kota di seluruh negeri telah mengambil tindakan untuk meminimalkan penyebaran virus," kata Liu.


Ilmuwan kualitas udara di NASA Barry Lefer mengatakan penurunan polusi udara di China di antara 10 hingga 30 persen lebih sedikit dari apa yang biasanya dicatat. Hal itu berdasarkan perbandingan data tahun 2020 dengan data pada 2005-2019.

"Selalu ada pelambatan umum di sekitar tahun ini. Data Ozone Monitoring Instrument (OMI) jangka panjang kami memungkinkan untuk melihat apakah jumlah ini abnormal dan mengapa." ujar Lefer. (jps/DAL)

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment