LAPAN memaparkan perubahan kualitas udara terjadi di tengah penyebaran virus corona. Situasi yang sama juga terjadi di China dan Eropa di saat wabah virus covid-19 meluas.
"Perubahan kualitas udara di wilayah Indonesia (bagian) barat saat ini dibandingkan tepat satu tahun yang lalu, nampak pada saat wabah virus corona pada Maret 2020 ini, kualitas udara jauh lebih bersih," tulis LAPAN di akun Instagram-nya, Minggu (29/3).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Siswanto. Ia bilang kualitas udara yang lebih bersih pada Maret tahun ini dibandingkan sebelumnya lantaran emisi gas buang transportasi dan industri berkurang drastis.
"Emisi gas bung berkurang drastis karena kebijakan per wilayah dalam menanggulangi penyebaran virus corona," tutur Siswanto kepada CNNIndonesia.com.
Diketahui, sejumlah perusahaan menerapkan sistem bekerja dari rumah (working from home) dalam dua pekan terakhir karena penyebaran virus corona yang semakin meluas di dalam negeri. Kebijakan ini menjadi salah satu faktor yang membuat emisi gas buang transportasi dan industri berkurang beberapa waktu terakhir.
Kendati begitu, Siswanto menyatakan tingkat polutan PM10 dan PM2.5 terlihat belum berkurang signifikan bila dibandingkan antara sebelum dan sesudah kebijakan working from home diterapkan.
"Ini mungkin terkait mobilitas penduduk yang masih besar meskipun ada kebijakan working from home atau WFH," ujar Siswanto.
Sementara itu, pengurangan tingkat polutan juga berkaitan dengan turunnya hujan. Dengan demikian, Siswanto mengaku belum bisa menyimpulkan apakah kualitas udara yang membaik di Indonesia ini benar-benar dipengaruhi oleh kebijakan working from home yang diterapkan oleh sejumlah perusahaan atau tidak.
"Pengurangan polutan itu belum terkonfirmasi oleh sukses atau tidaknya pembatasan mobilitas working from home. Penurunan konsentrasi polutan umumnya masih berkaitan dengan hujan," jelas dia.
(aud/DAL)
No comments:
Post a Comment