1. Covid-19 Tidak Menular Lewat Udara
[Gambas:Instagram]
WHO menyatakan Covid-19 tidak menular lewat udara. WHO mengatakan Covid-19 menular lewat tetesan (droplet) yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.
Dalam keterangan resminya, WHO menyampaikan droplet tidak dapat bertahan di udara karena memiliki berat sehingga dengan cepat jatuh ke lantai atau permukaan.
WHO mengatakan seseorang dapat terinfeksi Covid-19 dengan menghirup virus jika berada dalam jarak 1 meter dari seseorang yang menderita Covid-19 atau dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh mata, hidung atau mulut sebelum mencuci tangan.
Untuk melindungi diri dari penularan, WHO mengimbau untuk jaga jarak setidaknya 1 meter dari yang lain dan melakukan desinfeksi permukaan yang sering disentuh. Bersihkan tangan secara teratur dan hindari menyentuh mata, mulut, dan hidung juga menjadi opsi pencegahan.
Pernyataan ini dilontarkan untuk mengklarifikasi pemberitaan sebelumnya kalau Covid-19 bisa bertahan di udara. Dalam pemberitaan CNBC itu, Dr. Maria Van Kerkhove, kepala penyakit baru dan unit zoonosis, menyebut virus itu bisa bertahan di udara sedikit lebih lama ketika melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol seperti terjadi di fasilitas perawatan medis.
Namun, yang patut diperhatikan dari pernyataan ini adalah perbedaan aerosol dan airborne. Airborne berarti suatu penyakit bisa menyebar lewat udara. Sementara aerosol berarti penyakit bisa menyebar lewat droplet (percikan ludah) atau lewat transmisi langsung.
Hal ini pun dikonfirmasi oleh Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional Asia Tenggara WHO.
"Covid-19 dilaporkan tidak menyebar lewat udara. Berdasarkan informasi yang kami terima saat ini dan pengalaman dengan virus corona lain, Covid-19 sebagian besar menyebar lewat percikan pernapasan (misal ketika terpercik saat orang yang sakit batuk) dan kontak dekat. Ini sebabnya WHO merekomendasikan untuk menjaga kebersihan tangan dan rongga pernapasan," tuturnya seperti dikutip India Times.
2. Tahan Napas Bukan Cara Deteksi Covid-19
WHO menyatakan mampu menahan napas selama 10 detik atau lebih tanpa batuk bukan berarti seseorang bebas dari Covid-19 atau penyakit paru-paru yang lain.
Menurut WHO, gejala covid-19 yang paling umum adalah batuk kering, kelelahan, dan demam. Beberapa orang mungkin mengembangkan bentuk penyakit yang lebih parah, seperti pneumonia.
Cara terbaik untuk mengonfirmasi apakah menderita penyakit covid-19 vrus adalah dengan tes laboratorium. Seseorang tidak dapat mendiagnosid Covid-19 lewat latihan pernapasan dan justru bisa berbahaya.
3. Minum Alkohol Tidak Tangkal Covid-19
WHO menyatakakan meminum alkohol tidak melindungi seseorang dari Covid-19 dan justru bisa berbahaya. WHO mengatakan konsumsi alkohol yang sering atau berlebihan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan.
4. Mandi Air Panas Tidak Membunuh Covid-19
WHO meminta semua pihak tidak mempercayai bahwa cuaca dingin dapat membunuh virus corona baru atau penyakit lainnya. Selain tidak ada dasar, WHO berkata suhu tubuh manusia normal tetap 36,5 hingga 37 derajat celcius, terlepas dari suhu eksternal atau cuaca.
WHO menyampaikan cara paling efektif untuk melindungi diri dari Covid-19 adalah sering membersihkan tangan dengan alkohol atau mencuci tangan dengan sabun dan air.
5. Covid-19 Menular di Semua Iklim
WHO menyampaikan Covid-19 dapat menular di daerah dengan iklim panas dan lembab. Berdasarkan bukti saat ini, WHO mengatakan Covid-19 dapat ditularkan di semua area, termasuk daerah dengan cuaca panas dan lembab.
Apa pun iklimnya, WHO mengimbau semua pihak untuk tetap melakukan tindakan perlindungan jika berada di suatu tempat atau bepergian ke area yang terdapat kasus Covid-19.
Cara terbaik untuk melindungi diri dari Covid-19, kata WHO adalah dengan sering membersihkan tangan. Dengan melakukan itu, virus yang mungkin ada di tangan akan hilang dan menghindari infeksi yang dapat terjadi saat menyentuh mata, mulut, dan hidung. (jps/eks)
No comments:
Post a Comment