Hal ini diungkap Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amir Soebandrio menanggapi pembuatan alat pendeteksi virus corona yang tengah dikembangkan ilmuwan China.
Alat yang dibuat oleh ilmuwan tersebut diklaim mampu mendeteksi virus Corona hanya dalam waktu 15 menit. Alat itu juga disebut memiliki sensitivitas tinggi dan mudah digunakan.
"Memang ada laporan seperti itu mereka (China) akan mengeluarkan alat yang sangat cepat mendeteksi, tapi itu kan mesti divalidasi terlebih dahulu," ujar Amir kepada CNNIndonesia.com, Senin (3/2).
Amir menyampaikan hal pertama pada alat deteksi virus Corona yang perlu diperhatikan adalah sensifitas. Dia berkata sensitifitas alat itu harus tinggi agar tepat.
"Kemudian spesifikasi yang baik juga supaya tidak terjadi positif salah, negatif salah," ujarnya.
Para ilmuwan dari sebuah perusahaan teknologi yang berbasis di Wuxi, Jiangsu, China, tengah mengembangkan alat uji nukleat (rantai nukleotida yang mangandung informasi genetik) untuk mendeteksi virus Corona (2019-nCoV). Alat itu diharapkan dapat mencegah penyebaran infeksi virus Corona yang lebih luas.
Melansir China Daily, kehadiran alat yang cepat mendeteksi virus Corona dinilai sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian epidemi.Pengembangan alat dilakukan sejak 20 Januari 2020.
Saat ini, alat deteksi cepat virus Corona sedang dalam tahap produksi masalh. Perusahaan mengklaim dapay memproduksi alat sebanyak 4.000 unit dalam sehari. Pemerintah Jiangsu juga membantu perusahaan untuk memperluas produksi.
Rencananya, alat tersebut akan pertama kali didistribusikan ke Wuhan, Provinsi Hubei, lokasi pertama penyebaran virus Corona.
(jps/eks)
No comments:
Post a Comment