Friday, January 3, 2020

Total 1,2 Juta Percakapan Soal Banjir Ramaikan Medsos

Jakarta, CNN Indonesia -- Riset Drone Emprit menunjukkan total 1.223.200 juta percakapan soal banjir di platfrom media sosial pada 2 Januari 2020.

Angka itu meningkat dibanding hari sebelumnya (1/1) yakni sekitar 800.000 percakapan. Salah satu peneliti Drone Emprit, Ismail Fahmi mengatakan percakapan soal banjir pada periode ini yang paling tinggi dalam dua tahun terakhir.

"Dalam 2 tahun terakhir, percakapan tanggal 1 Januari memang paling tinggi, sehari mencampai hampir 800k twit. Sebelumnya saat pilpres 27 April sempat sangat tinggi, tapi kalau jauh dengan sekarang," cuit Ismail melalui akun Twitter-nya @ismailfahmi, Kamis (2/1).


Selain itu, riset Drone Emprit menunjukkan bahwa percakapan netizen paling banyak berasal dari Twitter yaitu 1.172.670 percakapan.

Diikuti portal berita online sebanyak 24.754, lalu Facebook berjumlah 19.372, Instagram sebanyak 4.037, dan layanan video streaming Youtube 2.367 percakapan.

Percakapan ini tergolong mendapat respons besar dari netizen. Sebab, cuitannya dengan cepat naik mencapai 1,2 juta cuitan dalam 2 hari. Cuitan yang cukup mendapat atensi netizen sebelumnya terkait polusi Jakarta juga mencapai angka 2,2 cuitan namun harus dikumpulkan selama 2 bulan.

Cuitan akun @siriuslyelmo merupakan salah satu cuitan yang banyak diretweet netizen sebanyak 1.800 retweet. Dia hendak memberitahu masyarakat yang tinggal di Jatiwaringin, Jatibening, dan Kalimalang yang membutuhkan dokter hewan, bisa menghubungi dokter hewan langgannya.


Di antara 1,1 juta percakapan di Twitter, terselip cuitan Presiden Joko Widodo yang memerintah jajaran terkait untuk segera mengevakuasi warga yang tempat tinggalnya diterjang banjir.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut salah satu penyebab banjir di awal tahun baru 2020 ini karena kerusakan ekosistem dan ekologi. Selain itu, kata Jokowi, masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

[Gambas:Video CNN]

"Karena ada yang disebabkan kerusakan ekosistem, kerusakan ekologi yang ada. Tapi juga ada yang memang karena kesalahan kita yang membuang sampah di mana-mana. Banyak hal," kata Jokowi di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1) kemarin.

Pernyataan Jokowi itu pun langsung dibantah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau kondisi banjir di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur pada hari yang sama.

Anies menyebut soal sampah menjadi penyebab banjir itu justru harus dicek kembali, sebab di beberapa titik banjir ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah malah tak menjadi daerah dengan produksi sampah.

"Halim itu setahu saya enggak banyak sampah. Tapi, bandaranya kemarin tidak bisa berfungsi. Apakah ada sampah di bandara? Rasanya tidak," tutur dia. (din/eks)

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment