Dilansir dari Tech Explorist, spesies baru dinamakan Allosaurus jimmadseni memiliki panjang hingga 9 meter dengan berat sekitar 1,8 ton.
Dalam pencariannya, ilmuwan menemukan dua kerangka lengkap dengan kerangka kepala yang masih utuh. Fosil ini bisa memberikan pengetahuan baru bagi jenis dinosaurus Allosaurus. Penemuan ini diterbitkan dalam jurnal paleontologi.
"Jimmadseni adalah contoh yang bagus tentang seberapa banyak lagi yang harus kita pelajari tentang dunia dinosaurus. Banyak fosil yang lebih menarik menunggu penemuan di bebatuan Jurassic di Amerika Barat kata salah satu penulis jurnal, Danie Chure.
Dilansir dari Gizmodo, Kamis (30/1), dinosaurus ini hidup di Amerika Utara di antara 157 juta an 152 juta tahun lalu. Fosil ini diidentifikasi sebagai spesies paling muda dari Allosaurus.
Fosil Allosaurus jimmadseni ditemukan di situs Morisson Formation di Amerika Bagian Barat. Sejak akhir abad ke-19, tulang belulang Allosaurus didapatkan dari bebabtuan di situs tersebut. Akan tetapi ahli paleontologi tidak sepakat tentang jumlah spesies Allosaurus dari fosil-fosil yang sebelumnya didapat.
Dengan studi baru ini, ilmuwan membagi Allosaurus menjadi dua jenis, yaitu Allosaurus fragilis sudah lama ditemukan dan Allosaurus jimmadseni yang baru saja ditemukan.
Dengan lengan, kaki, dan cakar yang panjang, spesies Allosaurus yang diyakini sebagai predator puncak dalam ekosistemnya ketika ada di Amerika Utara.
Jimmadseni juga memiliki tengkorak lebih kecil, pendek dan relatif lebih lemah dengan lebih sedikit penglihatan dibandingkan dengan Allosaurus Fragilis. (jnp/mik)
No comments:
Post a Comment