Monday, January 6, 2020

Fosil Hutan Tertua di Dunia Ditemukan di New York

Jakarta, CNN Indonesia -- Fosil hutan tertua di dunia ditemukan di utara New York, Amerika Serikat. Fosil hutan berusia 386 juta tahun ini ditemukan di sebuah tambang batu kapur. Jika dibandingkan, hewan pertama di Bumi muncul 800 juta tahun lalu dan umur bumi sendiri sekitar 3,5 miliar tahun.

Fosil-fosil yang tersisa berupa jaringan akar dari hutan-hutan yang sebelumnya berdiri tegak di tambang kapur Kairo, New York. Tambang ini menyimpan jejaring akar dari puluhan pohon-pohon kuno. Temuan ini bisa menjadi titik balik dari sejarah Bumi. Sebab menurut para ilmuwan ternyata pohon-pohon yang sebelumnya mereka pikir tumbuh eksklusif ternyata bisa tumbuh bersama.

"Situs Kairo sangat spesial [...] mengejutkan melihat tanaman yang kami kira memiliki preferensi habitat yang saling eksklusif (ternyata bisa) tumbuh bersama," kata Christopher Berry, seorang peneliti di Universitas Cardiff di Wales.


Jutaan tahun lalu, pohon besar dari hutan kuno diperkirakan mengutupi wilayah ini. Berdasarkan catatan peneliti hutan ini berusia 2 hingga 3 juta tahun lebih tua dari temuan hutan tertua sebelumnya. Hutan tertua ini juga ditemukan di barat New York.

Fosil ini terbentang di lahan sekitar setengah luas lapangan bola. Fosil in menampilkan potongan horizontal dari tanah yang ada di bawah permukaan hutan kuno. Sehingga, ketika Anda berjalan di atas fosil-fosil ini, Anda seperti berjalan di atas akar-akar dari hutan tua.

"Berdiri diatas permukaan fosil ini membuat kita bisa merekonstruksi hutan yang hidup di sekitar kita lewat imajinasi."


Berry dan rekan-rekannya pertama kali menemukan fosil hutan ini pada 2009. Hingga saat ini mereka masih menganalisa isi dari fosil-fosil tersebut. Beberapa fosil akar punya diameter 15 sentimeter. Beberapa fosil lain membentuk pola radial horizontal yang menyeruak keluar dari dudukan batang pohon.

"Ukuran dari sistem akar ini akan mengubah pandangan kita," jelas Patricia Gensel, seorang paleobotanis dari University of North Carolina, AS, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, seperti dikutip ScienceMag.

Pasalnya, sebelum temuan ini para peneliti berasumsi pohon-pohon dengan sistem akar yang rumit tidak berkembang di era awal Bumi terbentuk.
[Gambas:Video CNN]
Fosil ini sepertinya berasal dari pohon Archaeopteris. Ini adalah tipe pohon besar berakar kayu dan berdahan dan menjadi garis nenek moyang pohon modern saat ini. Namun, masih belum jelas kapan pohon-pohon kuno itu bertransformasi menjadi pohon modern. Fosil Archaeopteris sebelumnya hanya berusia 365 juta tahun, terpaut 20 juta tahun lebih muda dari temuan fosil di New York ini.

Peneliti menyebut ada tiga jenis jenis pohon di hutan kuno yaitu cladoxylopsids, archaeopteris, dan satu contoh dari jenis pohon ketiga yang tidak dikenal. Cladoxylopsids mirip seperti pakis primitif tanpa daun hijau merata. Sementara Archaeopteris yang dalam beberapa hal menyerupai runjung modern tetapi memiliki daun hijau yang rata, seperti dilaporkan Live Science.

Pohon-pohon ini menurut Kevin Boyce, seorang geoscientist di Universitas Stanford, AS, punya pengaruh besar terhadap iklim Bumi.


Akar yang besar masuk ke dalam Bumi dan menghancurkan batuan di bawah tanah. Hal ini memicu reaksi kimia yang menarik karbondioksida di udara. Proses fotosintesis lantas mengubahnya menjadi ion karbonat pada air bawah tanah.

Hal ini mengubah kadar atmosfer Bumi. Sebab, tiba-tiba produksi oksigen meningkat di atmosfer. Menurut peneliti kadar oksigen Bumi 10 hingga 15 kali lebih tinggi dari saat ini. Menurut para ahli, atmosfer Bumi mengandung oksigen 35 persen lebih banyak pada 300 juta tahun lalu.

Hal ini diperkirakan mendukung munculnya serangga ukuran besar. Beberapa serangga ini bahkan punya rentang sayap hingga 70 sentimeter yang mungkin hidup di hutan tua. (eks)

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment