Bank ini menurut Grab bakal menyasar usaha kecil menengah dan mereka yang baru mengenal dunia digital dan kesulitan mendapat kredit dari bank konvensional.
Meski awalnya bisnis utama Grab adalah layanan transportasi online, namun belakangan Grab gencar melebarkan sayap usaha mereka. Mulai dari pengiriman makanan, layanan finansial, hingga mengakuisisi Kudo yang banyak menaungi warung-warung digital di Indonesia.
"Dalam dua tahun belakangan, kami telah meluncurkan dan memperbesar layanan finansial seperti e-money, peminjaman, dan distribusi asuransi di ekosistem fintech terbesar di Asia Tenggara," jelas Reuben Lai, senior managing director at Grab Financial Group dalam pernyataan seperti dikutip CNBC.
Sehingga menurutnya, langkah alami berikutnya adalah membangun bank digital.
"Kami ingin mengubah (cara interaksi) konsumen dan perusahaan perbankan secara besar-besaran," jelas Arthur Lang, Chief Executive Officer International Group Singtel, seperti dikutip South China Morning Post.
Sementara itu perusahaan telekomunikasi Singtel juga tengah memperluas bisnis di luar layanan tradisional miliknya yakni telekomunikasi seluler.
Sebelumnya, operator telekomunikasi ini telah meluncurkan pembayaran digital Dash Mobile Wallet dan layanan keamanan siber.
Sebelumnya, di Indonesia, sempat berhembus isu kalau Gojek akan mengakuisisi Bank Artos sebagai batu loncatan perusahaan itu mendirikan Bank Gojek. Namun pihak Bank Artos telah menepis kabar ini.
[Gambas:Video CNN]
Gencar bikin bank digital
Di Singapura sendiri pada Juni lalu telah ada lima bank digital baru yang telah diajukan. Hal ini diungkap regulator finansial SIngapura, Otoritas Moneters Singapura (MAS-Monetary Authority of Singapore).
Lima lisensi ini terdiri dari dua lisensi bank digital penuh dan tiga lainnya adalah lisensi bank grosir digital. Bank grosir digital hanya akan melayani pelanggan perusahaan saja. Sementara, perusahaan patungan Grab dan Singtel masuk ke dalam kategori bank digital penuh. Dengan lisensi bank penuh, maka perusahaan itu bisa mengambil deposit dari pelanggan ritel mereka.
MAS yang juga berfungsi sebagai bank sentral Singapura masih berencana untuk mengeluarkan tiga lisensi bank tambahan bank grosir digital. Lisensi itu bakal diberikan pada perusahaan yang melayani usaha kecil menengah dan segmen non ritel lainnya.
September lalu, MAS menyebut masih akan menerima permohonan permintaan lisensi bank digital ini hingga akhir 2019. Pengamat industri menyebut kehadiran bank digital akan menguntungkan pelanggan. Sebab, membuat pelanggan punya lebih banyak pilihan.
Sektor perbankan Singapura saat ini dikuasai oleh tiga bank utama, DBS Group, Oversea Chinese Banking Corp, dan United Overseas Bank.
Berdasarkan laporan Bain & Co, Google, dan Temasek Holding, pasar peminjaman digital di Asia Tenggara diperkirakan akan naik empat kali lipat menjadi US$110 miliar pada 2025.
Geliat bank digital juga tak hanya terjadi di Singapura. Di Hong Kong, Ant dan kompetitor China seperti Tencent juga berhasil mendapat lisensi untuk membuat bank digital di China. (eks)
No comments:
Post a Comment