Thursday, December 26, 2019

Aksi Bela Uighur, Netizen Serukan #CHINAZI

Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah demonstran melakukan aksi bela Uighur di China pada Minggu (22/12) lalu berakhir ricuh. Sontak, netizen di Twitter menyerukan #CHINAZI karena beredar gambar kekejaman polisi saat menertibkan aksi solidaritas itu.

Tak hanya pengunjuk rasa yang diserang, beberapa jurnalis yang meliput pun ditembaki gas air mata.

Akun @simonf8113 mengunggah sebuah video yang memperlihatkan seorang fotografer tengah mengabadikan momen saat polisi menahan demonstran. Lalu, dengan sengaja polisi itu menembakkan gas air mata, tepat di depannya.

"25/12 19.35 MK [waktu Hong Kong], #HKPF [Polisi Hong Kong] menangkap 4-5 #HKProtester di luar Langham Place dan menghentikan jurnalis untuk mendekat. Mereka mendorong jurnalis terus menerus dan juga menembakkan gas air mata. Tindakan yang gila," cuitnya.

Bahkan beberapa pejalan kaki yang kebetulan tengah melintasi zona kerusuhan dan tidak bersalah juga ditangkap oleh pihak kepolisian Hong Kong.

"Baru saja di Jalan Mong Kong, pejalan kaki yang tidak bersalah ditangkap. Jika ini bukan dianggap sebagai tindakan Nazi, Dehumanisasi, dan Genosida, saya tidak tahu apa itu," cuit akun @SJPeralta84.

Lalu akun @SummerSnowmanHK, juga mengunggah video yang menunjukkan sekelompok pemuda berpakaian seperti orang biasa yang terindikasi memihak kepada pemerintah China dan memakai 'pita biru', memukul warga sipil dengan tongkat.

"Saat #ChristmasEve di Hong Kong, sekelompok 'pita biru' menyerang warga sipol dengan tongkat dan palu tanpa pandang bulu. #HKPoliceBrutality mereka merusak liburan Natal yang aman dan damai untuk warga Hong Kong," kata dia.

Dukungan terhadap minoritas Muslim di Uighur memang telah menjadi bagian dari aksi pro demokrasi di Hong Kong. Namun, aksi hari Minggu itu menjadi yang pertama kalinya didedikasikan untuk kasus Uighur.

Setidaknya ada seribu orang berkumpul di lapangan terbuka dekat dengan pinggiran kota dan mendengarkan berbagai orasi yang mengingatkan penindasan atas Uighur oleh Partai Komunis China di Xinjiang.

Mereka diketahui juga mengibarkan bendera "Turkestan Timur" yang umumnya digunakan oleh separatis Uighur di Xinjiang, lengkap dengan simbol bulan sabut putih berlatar biru.

Bukan hanya bendera Turkestan Timur, ada pula bendera Tibet, serta Taiwan. Ketiga daerah tersebut selama ini dikenal berusaha lepas dari China.

Demo FPI di Dubes China di Jakarta

Selain di Hong Kong, Front Pembela Islam (FPI) juga akan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar China di Jakarta, Jumat (27/12).

Aksi bela Uighur itu rencananya digelar usai Salat Jumat atau sekitar pukul 13.00 WIB. Sejumlah kelompok Islam, seperti Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dan Persaudaraan Alumni 212 juga berencana bergabung dalam aksi ini.


Isu dugaan pelanggaran HAM oleh pemerintah China terhadap etnis Muslim Uighur kembali muncul ke publik setelah muncul laporan media massa Amerika Serikat, The Wall Street Journal (WSJ), yang menyebut sejumlah ormas Islam Indonesia menerima bantuan dari China.

Dengan bantuan itu, menurut WSJ, ormas Islam Indonesia tak lagi keras mengkritik kasus Uighur. Terutama setelah beberapa perwakilan dari MUI, PBNU, PP Muhammadiyah, dan media massa diundang ke Xinjiang awal tahun 2019. (din/mik)

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment