Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Kehadiran ojek online yang merebak saat ini membuat penghasilan Mahruli sebagai sopir bajaj kian berkurang.
Dalam kondisi demikian, Ia memutuskan beralih profesi dari pengemudi bajaj menjadi pedagang makanan siap saji.
"Saya menarik bajaj itu sudah hampir sekitar 30 tahun, dari tahun 80-an. Kemudian saya merasa kehadiran ojek online di era saat ini membuat penghasilan dari menarik ini kian menghimpit saya. Saya memutuskan mencoba berdagang makanan," cerita Mahruli kepada TribunJakarta.com di Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2018).
Kenangan berpuluh puluh tahun tetap ia bawa karena bajajnya ia modifikasi sebagai warung makanan berjalan.
"Saya enggak meninggalkan kendaraan ini begitu saja. Saya mulai membuat usaha dagang nasi rames," beber dia.
Tampak terlihat makanan yang tersaji di bajaj yang sudah dimodifikasi pun menggoda selera pembeli.
Harga seporsi nasi rames yang ia tawarkan harganya setara pedagang kaki lima.
"Saya bersama istri saya jual nasi rames. Istri saya memasak dari siang hari. Ada sayur labu, rawon, tahu bacem, telur balado, oseng sawi. Saya juga jual tempe gembus. Harganya juga ya dari Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu. Standar saja," ungkap dia mantap.
Pembeli nasi rames yang ia jajakan kebanyakan dari kalangan pegawai di sekitar gedung-gedung di bilangan Fatmawati.
"Biasanya yang beli pegawai mal, driver online atau pun juga sopir yang singgah di sini," dia menambahkan.
Mahruli berjualan sejak pukul 17.00 WIB di pertigaan arah Jalan Cipete Raya, tepatnya di depan Lotte Mart Fatmawati, Jakarta Selatan.
"Siang enggak boleh berdagang. Nah, berjualan sampai malam hari, sampai dagangan habis. Kalau sudah selesai bajaj saya taruh di suatu tempat. Saya kemudian pulang bersama istri naik motor," cerita dia.
Baca Dong disini
No comments:
Post a Comment