Laporan Wartawan Tribun Jateng, Budi Susanto
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Ratusan model rias pengantin bersiap di loby Hotel Dafam Kota Pekalongan, mereka sudah bersolek layaknya pengantin yang akan menaiki penggung.
Busana penuh aksesoris warna-warniyang mereka kenakan menjadi pusat perhatian pengunjung hotel, Jumat (11/5/2018).
Kotak-kotak besar berisi alat make up menemani para model yang sedang dirias oleh sang juru rias.
Ratusan model dan penata rias yang berasal dari Kendal hingga Brebes tersebut berkumpul dalam perhelatan lomba rias pengantin tradisional dan modifikasi.
Nur Khasanah (30) satu di antara juru rias asal Kbupaten Pekalongan yang berpartisipasi dalam acara menerangkan sangat senang bisa berkumpul dengan penata rias dari berbagai daerah.
"Karena bisa tukar ilmu, kalau perlombaan bagi saya nomer sekian yang penting bisa silaturahmi dan dapat ilmu," ujarnya.
Dalam acara tersebut, Nur mencoba memodifikasi rias pengantin ala Yogyakarta dengan tampilan kekinian.
"Biasanya kan rias pengantin Yogyakarta pakem, nah disini saya modifikasi sedikit agar lebih terlihat modern. Masih menggunkan sanggul tapi untuk riasan dan gaun yang dikenakan lebih menonjolkan kenaturalan karena anak jaman sekarang suka yang lebih natural namun tak meninggalkan pakemnya," jelasnya.
Ia menambhakan tren tata rias pengantin 2018 masih didominasi oleh tema tradisonal terutama adat Jawa.
"Kalau tahun lalu lebih ke modern yang menjadi tren, tapi sekarang kembali lagi ke tradisional peminatnya sangat banyak," imbuhnya.
Semantara itu Ahmad Alamin penyelenggara acara menjelaskan ada sekitar 130 peserta yang mengikuti acara, selain perlombaan terdapat juga edukasi bagi pelaku tata rias.
"Peserta rata-rata penata rias yang sudah berpengalaman namun ada juga yang baru memulai, ada yang dari Kendal, Batang, Pekalongan hingga Brebes. Edukasi kami rasa sangat penting agar para penata rias paham tentang seni merias karena kami ingin para penata rias belerja secara profesional," bebernya.
Ahmad menambahkan acara serupa akan terus diadakan, mengingat antusias para peserta dari berbagai daerah.
"Jadi penata rias tidak mudah butuh jam terbang dan seni merias, kalau ada edukasi dan banyak even pasti akan lebih menambah wawasan, harapan kami baik perias yang sudah beroengalaman maupun baru memulai bisa berbagi ilmu," timpalnya.(*)
Baca Dong disini
No comments:
Post a Comment