Monday, May 7, 2018

Bekraf Modifikasi Potensi Budaya Agar Sesuai Permintaan Milenial

BADAN Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang bertugas untuk mengurus ekonomi kreatif, membuat program Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (Ikkon).

Program itu dibuat memanfaatkan potensi budaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di seluruh pelosok Indonesia dengan menghadirkan

Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, mengatakan, Indonesia memiliki potensi produk-produk kerajinan namun tantangannya adalah produk tersebut masih bersifat tradisional, tidak dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup moderen.

Triawan mengedepankan konsep kolaborasi antara pelaku ekonomi kreatif profesional, perajin lokal, dan segenap stakeholders lokal untuk menggarap program tersebut.

Tujuannya, kata Triawan, agar potensi budaya tersebut mengalami inovasi, berdampak ekonomi, dan berorientasi pada pasar komersil.

“Sehingga dapat menciptakan kesejahteraan bagi para pengrajin dan pelaku kreatif, juga memberi dampak pada peningkatan ekonomi daerah,” papar Triawan kepada wartawan di Graha Niaga Thamrin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (26/4/2018).

Abdur Rohim Boy Berawi selaku Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan Bekraf mengatakan, pengembangan potensi ekonomi kreatif tidak hanya berbasis urban, digital, dan akademis tetapi juga komunitas, dimana peserta program Ikkon dan masyarakat lokal dapat saling berbagi, berinteraksi, bereksplorasi dan berkolaborasi.

“Daerah yang terpilih kami rancang program pengembangan yang terdiri dari empat bagian penting yaitu mapping, design process, prototyping, dan pameran inspirasi lokal, kami juga memfasilitasi pengembangan dalam bidang pemasaran dan promosi,” tutur Abdur.

Dalam pelaksanaan program Ikkon 2018, Bekraf dan tim profesional yang terdiri dari mentor, desainer seperti desainer produk, interior, fashion, tekstil, komunikasi visual, dan juga arsitek, koreografer tari, fotografer, videografer, antropolog, dan business developer akan dikirim ke berbagai titik desa binaan dari lima Kabupaten atau Kota Terpilih.

Dari kolaborasi bersama perajin dan stakeholder lokal, akan menghasilkan sebuah inovasi yang merupakan ikon baru produk kreatif daerah tersebut. Sejak 2016-2017, Ikkon berhasil membina 10 Kabupaten / Kota, 51 Desa Binaan, 2.000 pelaku kreatif lokal, dan 120 peserta Ikkon.

Satu diantara para profesional tersebut adalah desainer muda asal Jogja, Sofia Sari Dewi yang berhasil memamerkan karyanya di panggung Indonesia Fashion Week 2018 dalam slot Archipelago X by Koppikon.

Mengangkat tema Urban TransforManu by Live in ManuManu, Sofia berkolaborasi dengan komunitas Indigo Ikat Lango, Ngada, menghadirkan tenun dengan warna baru yang eksotik yakni Indigo Deep Blue Sea.

“Karya ini terinspirasi dari kecintaan saya terhadap kebudayaan di daerah Ngada, sebuah daerah di Nusa Tenggara Timur. Saya terjun langsung ke sana dan melihat bagaimana tenun dihasilkan,” papar Sofia.

Let's block ads! (Why?)

Baca Dong disini

No comments:

Post a Comment