POS-KUPANG.COM - Saat ini, semakin banyak orang yang senang menggunakan kain-kain daerah dan memodifikasi menjadi busana yang indah.
Namun, sepatutnya mereka semua lebih berhati-hati, karena ternyata memodifikasi atau memakai kain daerah ada aturannya. Desainer Merdi Sihombing menjelaskan, sebuah kain adat memiliki cerita tersendiri yang sudah ada sejak lama.
"Biarkan ada ceritanya di situ," kata Merdi di sela penyelenggaraan Indonesia Fashion Week 2018 di Jakarta Convention Center, Rabu (28/3/2018).
Baca: Perlukah Perempuan Memakai Bra? Temukan Jawabannya Disini
Baca: Pernah Merasa Kesepian? Hati-hati Rasa Itu Bisa Sebabkan Penyakit Berbahaya Ini!
Baca: Pernah Ingusan? Waspada, 7 Warna Ingus Ini Bisa Baik dan Buruk Bagi Kesehatan Anda!
Merdi menyarankan, jika ingin menggunakan kain adat untuk sebuah busana, tapi tak ingin menggunakan keseluruhan kain, maka bisa dilakukan rekayasa ulang. Rekayasa ulang yang dimaksud misalnya dengan membuat kain baru dengan motif yang terinspirasi kain adat tersebut.
Senada dengan Merdi, Desainer Musa Widyatmojo juga menyarankan agar kain-kain adat yang sudah jelas peruntukannya sejak nenek moyang tak diacak-acak. Kain adat tersebut biasanya adalah kain yang digunakan untuk upacara adat tertentu.
"Kain yang dipakai untuk upacara adat, sudahlah jangan sok kreatif. Nenek moyang kita sudah menentukan peruntukannya. Sesuai dengan pakemnya," ujar Musa.
Baca: Ssssssst Ini Loh Mix and Match Kostum Bahan Tenun NTT ala Shirley Manutede, Duuuuh Geeeemesh!
Baca Dong disini
No comments:
Post a Comment